Mohon tunggu...
Hardius Usman
Hardius Usman Mohon Tunggu... Dosen - Humanitarian Values Seeker in Traveling

Doktor Manajemen Pemasaran dari FEUI. Dosen di Politeknik Statistika STIS. Menulis 17 buku referensi dan 3 novel, serta ratusan tulisan ilmiah populer di koran. Menulis hasil penelitian di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Mempunyai hobby travelling ke berbagai tempat di dunia untuk mencari nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyambangi Bern, Kota Tua yang Awet Muda

5 Juni 2020   13:39 Diperbarui: 9 Juni 2020   04:56 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zytglogge. Sumber: Koleksi Pribadi

Bern Bahnhof sendiri sesungguhnya merupakan mall, dan di sekitarnya merupakan pusat perbelanjaan. Sungguh nikmat berjalan di sepanjang pertokoan, tetapi banyak wisatawan yang hanya tersenyum-senyum melihat harga produk yang dipajang di etalase.

Dari Bern Bahnhof kami melangkahkan kaki perlahan menuju Gedung Parlemen. Bukan untuk urusan politik tentunya, tetapi dari belakang Gedung Parlemen itu kita dapat menikmati panorama yang sangat indah.

Di kejauhan tampak bukit membayang karena sinar matahari yang baru muncul, yang di bawahnya berjejer rumah-rumah khas Swiss mengikuti liukan Sungai Aar yang jernih, serta pohon-pohon yang sedang menggugurkan daunnya.

Sebuah lukisan Sang Maestro yang sengaja dipamerkan untuk memanjakan mata kita. Betapa nikmatnya para anggota parlemen ini bekerja. Jauh dari kebisingan atau hingar-bingar kota. Kepeningan memikirkan negara tentu akan hilang hanya dengan menatap ke luar jendela. Apakah ini yang menyebabkan perpolitikan negeri ini terasa adem ayem?

Selesai menikmati lukisan alam ini, kita beranjak ke kota tua. Di sini kita akan menemukan Zytglogge sebuah clock tower yang sudah berumur 800 tahun, yang sekaligus menjadi landmark kota Bern. Menatap jam tersebut, sebuah kesan tiba-tiba muncul di hati, betapa Bern sangat menghargai apa yang dimilikinya.

Kesan tersebut makin menguat ketika melihat bagaimana kota ini menjaga ikatan sejarah dengan Albert Einstein, yang pernah tinggal di sana. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya rumah, museum, bahkan patung Einsten. Selanjutnya kita menyeberangi sebuah jembatan yang bernama Pont de Nydegg.

Persis di ujung jembatan ini ada Baren (Bear) Park. Sayang saat itu, sang beruang tidak menampakan diri, mungkin sedang latihan menjelang istirahat panjang di musim dingin. Menjaga eksistensi binatang yang menjadi lambang kota Bern di dalam kota, merupakan salah satu bentuk ekspresi betapa mereka menghargai apa yang mereka miliki.

Zytglogge. Sumber: Koleksi Pribadi
Zytglogge. Sumber: Koleksi Pribadi
Menikmati kerupawan Bern terasa lengkap saat mengakhiri perjalanan di Rosengarten. Tempat ini terletak di puncak bukit, sehingga kita dapat menikmati keindahan kota tua Bern dengan keindahan alam yang melatarbelakanginya secara paripurna.

Ditemani segelas cappuccino, sambil menatap jauh ke mentari yang perlahan bersembunyi di balik gunung, merupakan cara sempurna untuk menyelesaikan perjalanan di kota Bern.

Sunset di Bern. Sumber: Koleksi Pribadi
Sunset di Bern. Sumber: Koleksi Pribadi
Bern sebuah kota tua yang awet muda. Dia tidak perlu menjelma menjadi kota metropolitan untuk menunjukkan kekuatannya. Modernisasi tentu menyentuhnya, tetapi tidak harus merubah dirinya. 

Bern memberi pelajaran penting bagi manusia bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan, tidak harus melalui kepulan asap, deru mesin, dan dentingan baja. Bern hanya butuh menjadi dirinya sendiri, dan manusia-manusia bijak secara terus-menerus beradaptasi dengan kemauannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun