Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pemberitaan Injil di Era Digital: Menjangkau Generasi Baru

19 April 2024   23:08 Diperbarui: 19 April 2024   23:11 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemberitaan Injil di era digital. (Sumber Gambar: pexels.com/Ketut Subiyanto)

Beritakan-lah Yesus yang adalah TUHAN dan Allah, yang berkarya dengan cara mati di atas kayu salib demi menanggung segala dosa-dosa umat manusia yang percaya kepada-Nya, dan bangkit kembali pada hari yang ketiga untuk menyelamatkan.

Oleh salib-Nya, kita telah di damaikan-Nya dengan Allah Bapa surgawi. Dosa menyebabkan perseteruan, salib menghasilkan pendamaian. Dosa menciptakan jurang pemisah antara manusia dengan Tuhan, salib menjadi jembatan persekutuan. Dosa merusakkan persekutuan. Salib memulihkannya.  Yesus datang untuk memenuhi rencana keselamatan Allah melalui kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya.

Zaman sekarang tidaklah terlalu sulit dalam melakukan karya yang lebih besar. Dalam  zaman Yesus dan para murid serta bapa-bapa Gereja (Founding Fathers) pada zamannya, ya, sangat sulit bahkan meregang nyawa dalam melakukan karya yang lebih besar itu.

Dengan perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Sangat mudah untuk memberitakan Injil. Cukup menggunakan Hardware seperti; Smartphone Android maupun iPhone, PC, Laptop, Tablet dan lain-lain melalui jaringan Internet. Media sosial menjadi media pemberitaan Injil yang praktis dan efektif untuk cepat diberitakan, seperti X (Twitter), Instagram, YouTube, TikTok, Facebook dan lain-lainnya. Cukup mengetik kata-kata yang ingin disampaikan atau membuat sebuah karya ilmiah, dalam hal ini pemberitaan Injil bertajuk ilmiah. Baik orang kaya, sederhana dan ekonomi bawah bisa mendengar dan mengenal Yesus melaluinya.

Daniel Ronda berpendapat, "Saat ini gereja harus menghadapi generasi yang baru yaitu generasi digital, sehingga perlu melaksanakan tugas Amanat Agung di dalam dunia digital ini. Hari ini revolusi digital sudah di depan mata di mana telah tersedianya alat, kesempatan dan bentuk yang mempermudah Injil masuk kepada generasi ini."

 


KESIMPULAN

Yesus telah memberi teladan sempurna dalam melakukan karya yang lebih besar (Mat. 4:23; 9:35; 11:1; Mark. 1:14, 38-39; Luk. 4:43-44; 8:1 [Yesus men-TBAM kedua belas murid dalam pemberitaan Injil]). Hal tersebut pun, demikian telah dilakukan oleh keduabelas rasul (Mat. 10:5-7, 14a; Mark. 3:14; 6:7a, 11-12 16:20; Luk. 9:2a, 6a; Kis. 2:23-24, 31-32; 3:6, 15-16; 4:10, 12), serta orang-orang percaya lainnya diluar daripada  rasul-rasul juga telah melakukan karya yang lebih besar tersebut (Kis. 7:52 [Stefanus]; 8:4; Kis. 8:35 [Filipus]; Kis. 11:19-20 [orang-orang percaya yang tersebar karena penganiayaan tetap memberitakan Injil; orang Siprus, dan orang Kirene]). Pun karya yang lebih besar tersebut diuntukkan kepada kita sampai hari ini.

Yesus tidak mengimbau kita untuk melakukan karya yang lebih besar tersebut, tetapi Dia memerintahkan kita untuk melakukannya. Itulah Amanat Agung!

Dia (Yesus) Raja yang harus ditaati oleh seorang hamba seperti kita, Dia Tuan bagi budak-budak-Nya, Dia Allah yang oleh-Nya kita harus tunduk sepenuhnya kepada kedaulatan-Nya, sebab "segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." (Yohanes 1:3).

Yesus, keduabelas rasul, dan orang-orang percaya lainnya pada masa itu telah menjadi bukti bagi kita di masa sekarang dalam pemberitaan Injil. Roh Kudus pun telah diberikan kepada kita. Teladan telah ada, melalui mereka; kuasa telah ada, karna Roh Kudus ada dalam kita. Masakan kita tidak memberitakan Injil! Padahal Roh Kudus telah kita klaim berjalan bersama kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun