Mohon tunggu...
Hanzizar
Hanzizar Mohon Tunggu... Pengamatiran

Pengamat sosial, penulis, pembelajar yang ikut mengajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lima Nasihat Keras untuk Anggota DPR RI

1 September 2025   16:54 Diperbarui: 1 September 2025   16:54 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung DPR (Sumber: Website DPR RI)

Bangsa ini sedang berjuang dengan ekonomi yang ketat, harga pangan yang melonjak, pengangguran, dan kesenjangan sosial yang semakin tajam. Namun para wakil rakyat hidup di dunia fantasi. Mereka menikmati fasilitas bak bangsawan, mengendarai mobil mewah, pamer gaya hidup, dan menghabiskan uang negara untuk kunjungan kerja yang lebih mirip liburan. Sudah cukup. Rakyat tidak butuh wakil yang sibuk memanjakan diri. Rakyat butuh wakil yang bekerja.

Pertama, hentikan pembelian mobil dinas mewah untuk anggota DPR. Tidak ada alasan logis untuk membeli BMW atau Lexus dengan uang pajak rakyat. Avanza, Innova, Brio, atau mobil kelas menengah sudah lebih dari cukup untuk tugas legislasi. Servis satu kali mobil mewah bisa menghabiskan uang setara gaji tahunan buruh. Mobil mewah untuk kinerja nol adalah bentuk penghinaan terhadap rakyat yang membayar pajak.

Kedua, stop kunjungan kerja luar negeri yang hanya jadi ajang jalan-jalan. Studi banding tidak akan membuat undang-undang lebih baik jika mentalnya murahan. Negara-negara maju yang sering dikunjungi tidak menjadi maju karena tamu dari Indonesia datang berfoto di gedung parlemen mereka. Hentikan perjalanan boros itu. Gunakan uangnya untuk memperbaiki fasilitas publik, pendidikan, dan kesehatan.

Ketiga, isi jabatan penting dengan orang yang kompeten, bukan karena jatah kursi partai. Negara ini punya ribuan akademisi, profesional, dan pakar yang siap bekerja untuk rakyat. Tetapi politik transaksional membuat kursi pejabat menjadi hadiah politik. Pola ini harus dihancurkan. Jabatan publik adalah amanah, bukan dagangan.

Keempat, stop flexing harta oleh pejabat publik. Nama-nama seperti Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach dan anggota DPR lainnya yang pamer mobil, rumah mewah, dan koleksi barang branded seolah tidak peduli rakyat yang masih hidup pas-pasan. Perilaku ini memalukan. Wakil rakyat seharusnya memberi teladan kesederhanaan, bukan menonjolkan kekayaan.

Kelima, tunjangan DPR harus direformasi total. Tunjangan rumah, transportasi, reses, dan fasilitas lain yang kini terasa seperti paket kemewahan harus dipangkas habis. Rakyat tidak wajib membiayai gaya hidup elite politik yang tidak memberi hasil nyata. Tunjangan hanya boleh diberikan sesuai kebutuhan kerja, bukan untuk memanjakan anggota parlemen.

Cukup sudah. DPR harus kembali sadar diri. Mereka bukan bintang film atau selebritas media sosial. Mereka adalah pelayan publik. Mereka ada di Senayan karena rakyat yang memilih dan membayar pajak. Jika mereka terus mengabaikan moralitas dan hidup di dunia fantasi, rakyat akan muak. Hentikan semua fasilitas mewah, berhenti jalan-jalan dengan uang negara, hentikan pamer kekayaan. Kerja untuk rakyat, atau mundur.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun