Mohon tunggu...
Hanzizar
Hanzizar Mohon Tunggu... Pengamatiran

Pengamat sosial, penulis, pembelajar yang ikut mengajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Melampaui Jakarta, Merajut Jabodetabek

9 Mei 2025   14:54 Diperbarui: 9 Mei 2025   14:54 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pramono Anung, Gubernur DKI Jakarta (Sumber: AI Generator)

"Penanganan kemacetan di Jakarta ini dirancang dengan sungguh-sungguh untuk bisa diselesaikan," tegas Pramono dengan penuh determinasi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa problematika kemacetan tidak lagi direspon secara superfisial---terdapat komitmen otentik untuk solusi yang berkelanjutan dan berdimensi jangka panjang.

Program Transjabodetabek secara simultan menyediakan moda transportasi yang ekonomis dan terintegrasi bagi komunitas Bodetabek yang berdiaspora ke Jakarta untuk mencari nafkah, sehingga perjalanan harian mereka menjadi lebih efisien dan less stressful.

Pengamat transportasi urban menyoroti inisiatif ini sebagai bukti konklusif dari kedalaman visi kepemimpinan DKI: "Adanya program Transjabodetabek membuktikan bahwa Gubernur Pramono Anung memiliki visi meningkatkan kualitas hidup warga", demikian penilaian objektif mereka.

Masterpiece kebijakan Pramono Anung dalam mengekspansi jangkauan Transjabodetabek hingga merangkul PIK 2, Alam Sutera, dan berbagai kantong urban Bodetabek lainnya merupakan kristalisasi kepemimpinan visioner yang melampaui sekat-sekat administratif konvensional. Dengan mengorkestrasi partisipasi beragam pemangku kepentingan lintas teritori, beliau mendemonstrasikan bahwa kolaborasi sinergetik merupakan kunci pembuka untuk mengurai simpul kompleksitas kemacetan metropolitan yang telah berurat-berakar.

Seperti ungkapan kuno dalam filsafat Jawa, "Manunggaling kawula gusti" -- bersatunya rakyat dan pemimpin -- yang tercermin dalam harmoni kebijakan lintas wilayah yang diinisiasi oleh sang gubernur.

Atau sebagaimana dikatakan oleh Konfusius dalam pemikiran filosofisnya, "Bila kamu merencanakan untuk setahun, tanamlah benih; bila kamu merencanakan untuk sepuluh tahun, tanamlah pohon; bila kamu merencanakan untuk seumur hidup, didiklah manusia." Pramono telah menanam pohon kehidupan urban yang akan terus tumbuh dan memberikan keteduhan bagi generasi mendatang.

Visi transformatif ini patut mendapatkan dukungan universal dari seluruh elemen masyarakat, karena ekosistem transportasi publik yang terintegrasi secara komprehensif di seluruh Jabodetabek akan menghasilkan multiplier effect yang signifikan: mobilitas yang lebih fluid, degradasi polutan yang drastis, dan elevasi substansial terhadap kualitas hidup urban.

Pramono telah menyalakan obor harapan bagi terwujudnya Jabodetabek yang lebih terhubung, nyaman, dan humanis -- sebuah legacy monumental bagi generasi masa depan yang akan terus menginspirasi transformasi perkotaan di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun