Mohon tunggu...
Hanif Adnan
Hanif Adnan Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan siapa siapa

Hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Maaf

19 Juni 2021   10:10 Diperbarui: 10 Agustus 2021   09:49 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MAAF

Tak disangka 3 sahabat itu bertemu di kampus universitas swasta terbesar di kota ini. Hanya kondisi mereka yang berbeda terutama dalam mengais rezeki. 

Yaa.. memang persahabatan mereka dimulai dari kecil di sebuah pelosok desa miskin di lereng gunung Merbabu. Dari menyibak kabut pegunungan, berenang bersama di sungai sampai berjalan puluhan kilometer dengan berjalan kaki tanpa alas untuk membantu membelikan pupuk orang tua mereka.
Setelah tamat SMA ketiga sahabat itu berpisah. Bejo mengikuti orang tuanya sebagai guru SD pindah dinas ke Yogyakarta, Untung mengikuti orang tuanya pindah dinas militer ke Bandung. Tinggal Slamet yang masih di desa membantu orang tuanya menjadi buruh tani.

Yaa.. memang cuma kondisi mereka yang berbeda terutama dalam menggais rezeki. Bejo menjadi dosen S1, Untung kuliah S3 di Universitas tsb dan Slamet menjadi tenaga outsourcing parkir yang baru masuk. Bejo dan Untung yang sudah sering ketemuan sangat senang ketika mengetahui Slamet bekerja di Universitas tsb. Mereka berencana untuk memberikan kejutan untuk Slamet yang kebetulan besok berulang tahun.

Di pagi hari jam setengah tujuh yang masih dingin sehabis semalaman di guyur hujan. Slamet menyapu halaman parkir sambil bersholawat lirih dengan merdunya dan mendayu-dayu yang barangsiapa mendengarkan seakan-akan ingin mencium tangan Rasulullah saw. berulang kali karena rasa cinta yang mendalam. Bejo dan Untung berjalan mengendap-endap sambil membawa kue ulang tahun yang mahal harganya. "Mabruuk alfa mabruuk 'alaika mabruuk
Mabruuk alfa mabruuk yaum miiladik mabruuk. 

Selamat hari milad.Semoga dapat rahmat. Dari Allahu Ahad. Hingga hidup selamat dst." Teriak Bejo dan Untung dengan lantang dan bersama. Slamet sangat kaget dan terharu melihat kedua sahabatnya yang bertahun-tahun tidak bertemu. Ketiga sahabat itu berpelukan sangat erat dan air mata Slamet pun tak terasa membasahi pipi. Tiupan lilin dan makan bersama kue ulang tahun sambil tertawa terbahak-bahak bercerita masa lalu yang penuh kenangan indah. Tapi tak terasa mahasiswa sudah mulai berdatangan Slamet pun segera meneruskan menyapu. Bejo dan Untung berpamitan sambil mengajak nanti siang habis dhuhur ketemuan di loby universitas dilanjutkan makan bersama-sama di kantin kampus.

Jam tangan Bejo sudah menunjukan jam satu siang tapi Slamet belum datang. Dua sahabat itu memuskan mencari Slamet. Dilihatnya Slamet dijalan depan rektorat sudah berpakaian rapi mau pulang. Didatangi Slamet dengan ajakan untuk makan bersama-sama tapi Slamet cuma diam dan memalingkan muka menuju tempat parkir motor. Untung memanggil dengan keras sampai mahasiswa yang lalu lalang menoleh tapi Slamet tetap melangkah ke parkiran motor.

Bejo sedang presentasi dengan seriusnya dihadapan urusan Dikti. "Tok-tok tok-tok", suara pintu ruangan diketuk pelan. Muka Bejo sangat kesal lalu membukakan pintu dilihatnya Slamet. Pintu kemudian ditutup Bejo memarahi Slamet yang tak tahu sopan santun dan egois, mengapa datang tidak pada tempatnya dan kemarin-kemarin tidak mau diajak bicara dikampus. Slamet pun cuma diam n menyerahkan kertas sudah dilipat rapi yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Bejo pun menyaut kertas tsb dengan kasar sambil masuk ke ruangan sambil meneruskan presentasi.

Bejo pun sudah berjanji kalau presentasi berhasil mengajak Untung untuk makan-makan. Siang itu setelah presentasi selesei dan sukses. Bejo dan Untung terlihat ngobrol dengan seru dan tertawa lepas. Bejo pun ingat kertas pemberian Untung lalu diambilnya kertas disaku celana. Bejo pun mengajak Untung membaca bersama-sama. 

Di secarik kertas Slamet bercerita kalau dirinya bertemu dengan ibunya Bejo di rumah sakit ketika mau menengok temannya yang sakit. Ibunya bercerita kalau mempunyai penyakit yang parah dan kangen sama Bejo karena lama tak pulang ke rumah disebabkan  kesibukannya dan meminta no hp Slamet. Slamet bercerita kalau dirinya diam n memalingkan muka ketika diajak ngobrol dengan Bejo dan Untung karena cuma ingin menjaga kehormatan dan kewibawaan dua sahabat nya di mata mahasiswa-mahasiswa jika berteman dengan petugas parkir. Slamet pun memohon dengan sangat agar Bejo sering pulang kerumah untuk menengok ibunya dan sering menelpon untuk menanyakan kabar ibunya. Slamet pun berpamitan dengan dua sahabatnya untuk keluar dari pekerjaan. Tak terasa air mata Bejo dan Untung membasahi pipi.

Yogyakarta, Sabtu 19  Juni  2021
By Hanvincy Adnov Hanif Adnan 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun