Mohon tunggu...
HL Sugiarto
HL Sugiarto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk dibaca dan membaca untuk menulis

Hanya orang biasa yang ingin menulis dan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anjingku, Anjingmu, dan Anjing Kita (Bagian 1)

20 Desember 2019   10:54 Diperbarui: 20 Desember 2019   20:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Dokumen pribadi (steemit.com/@happyphoenix)

Aku punya anjing kecil
Kuberi nama Helly

Dia senang bermain-main
Sambil berlari-lari
Helly! Guk! Guk! Guk!
Kemari! Guk! Guk! Guk!
Ayo lari-lari...Helly!
Guk! Guk! Guk!
Kemari! Guk! Guk! Guk!
Ayo lari-lari

 (Lirik lagu Anjing Kecil-Nomo Koeswoyo)

Sekelebat bayangan masa lalu terlintas dalam benak pikiran, teringat sebuah lagu mengenai seekor anjing bernama Helly. Lagu ini terkenal pada era akhir tahun 70-an dan awal tahun 80-an,  lagu yang dibawakan oleh Cicha Koeswoyo dalam sebuah filmnya. Sebuah lagu yang menggambarkan  keriangan seorang anak kecil dengan anjingnya. 

Mendengarkan lagu tersebut membuat saya teringat lagi akan anjing-anjing yang pernah saya pelihara.  Setiap anjing tersebut memiliki karakter dan kelucuan sendiri-sendiri.   Akan tetapi mungkin karena  saya sudah bertambah umur dan memiliki pemikiran yang sudah dewasa maka yang paling terekam dalam ingatan adalah anjing saya yang satu ini.

Namanya Cotton, anjing berwarna coklat muda, anjing blasteran (mungkin dari trah Gembala Jerman dan Golden Retriever), gigi bawahnya tidak tersusun sempurna dan terkesan merongos.


Jadi kalau orang yang baru mengenalnya dipikir dia adalah anjing yang galak karena giginya yang menonjol seakan-akan terlihat sedang menggeram. Matanya berwarna coklat seperti anjing Gembala Jerman, dan mimik wajahnya agak melankolis seperti anjing Golden Retriever. Anjing pejantan yang sabar ini, seringkali bisa mengambil hati orang-orang yang pada awalnya tidak suka anjing. 

Sumber foto : Dokumen pribadi
Sumber foto : Dokumen pribadi
Setelah saya mengadopsi anjing ini, pada awalnya beberapa tetangga tidak suka dengan keberadaannya. Maklum jarak rumah saya waktu itu berkisar berjarak lima puluh meteran dari sebuah tempat ibadah. Terlebih lagi beberapa tetangga juga memelihara kucing yang seringkali berkeliaran di area perumahan. Bisa dimaklumi mereka berpikir nantinya takut Cotton ini akan menganggu kucing-kucing peliharaan mereka.

Cotton pada awalnya memang ditakuti, apalagi dia sering tidur di depan toko yang menjadi satu dengan tempat tinggal saya dulu. Seringkali para pembeli mengurungkan niatnya untuk berbelanja di toko saya setelah melihat Cotton. Seiring berjalannya waktu ternyata mereka sadar, anjing ini adalah tipe anjing penyabar. Apalagi beberapa tetangga saya waktu itu ternyata ada yang pecinta anjing.  Jadi lambat laut  para tetangga yang awalnya takut untuk datang ke toko saya, akhirnya mau berbelanja di tempat saya.

Ada banyak  pengalaman menarik yang bisa diceritakan mengenai tingkah laku si Cotton, akan tetapi tulisan ini akan menjadi panjang jika diceritakan semuanya. Jadi saya ceritakansalah satu kejadian menarik itu. Pernah ada satu anak perempuan yang memang usil, dia seringkali menggonggong menirukan Cotton. Pada awalnya Cotton membiarkan ulahnya anak itu, tapi dasar yang namanya anak kecil seringkali tidak berpikir panjang.

Pada suatu sore, ketika menjelang Maghrib, anak perempuan ini lewat sambil membawa tas kecil dan rapi dengan memakai jilbabnya berjalan di depan toko saya. Saat itu Cotton sedang bersantai di tepi jalan yang berada tepat di sisi toko saya. Tiba-tiba anak itu bergaya seperti pemain football, sedikit berjongkok dan menggonggong ke arah Cotton.  

"Guk....guk..guk!" anak perempuan itu menggongong di sisi lain jalan yang persis berhadapan dengan posisi Cotton sedang tidur sore.

Cotton yang tadinya sedang tidur, tersentak dan kaget. Melihat tingkah laku anak perempuan tersebut, Cotton pun bereaksi. Cotton berpikir anak perempuan ini sedang mengajaknya bermain-main, alhasil dengan sigap dia bangun dan berlari menuju anak perempuan tersebut. Anak perempuan itu kaget, dipikirnya Cotton berlari mendekat untuk menggigitnya.  Alhasil dia berlari ketakutan sampai tas kecil berisi alat tulis dia lempar begitu saja, saking kencangnya berlari, sandalnya pun terlepas dua-duanya.

Anak itu berlari-lari menuju ke arah masjid sambil berteriak-teriak, "Hua....hua...hua...!"

Cotton pun malah berlari kencang dan  menjadi-jadi mengejar, teriakan anak itu dipikir adalah sebuah panggilan baginya. Tetangga yang melihat kejadian itu tertawa terbahak-bahak sambil berkata dangan nada sedikit berteriak kepada anak perempuan itu, "Sudah tahu anjing lagi tidur, kok diaganggu!".

Selang jarang sepuluh meter dari masjid, Cotton pun berhenti mengejar dan kembali ke tempat semula. Tak berapa lama selang kejadian itu, anak perempuan itu datang kembali memungut sandal dan tas kecilnya dengan hati-hati. Cotton yang sudah puas dengan pengejarannya tadi, membiarkan begitu saja anak itu hingga berlalu. Keesokan sore harinya ada kejadian  lucu itu terjadi lagi, si anak perempuan itu  datang dan mengganggu Cotton. Cuma bedanya anak perempuan itu sudah sigap dan segera berlari secepat kilat setelah mengganggu si Cotton.

Kejadian ini hampir terjadi setiap sore, ternyata lambat laun kelakuan itu menjadi kebiasaan  Cuma bedanya sekarang dia tidak perlu menggonggong lagi, cukup lewat saja seraya memanggil anjing saya dengan akrab dan Cotton meresponnya,  mengikuti dan mengantarnya menjelang sampai di depan masjid. Seakan-akan Cotton  ikut mengantarkan si anak untuk beribadah. Anak perempuan itu tidak perlu berlari-lari lagi dan menggongong, si Cotton pun tidak perlu dikagetkan lagi. Para tetangga pun heran dengan tingkah laku si anak perempuan dan Cotton. Semenjak itu banyak tetangga yang mulai tidak takut dengan keberadaan Cotton, si anjing penyabar dan lugu. (hpx)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun