Mohon tunggu...
Hans Aristo Kendro
Hans Aristo Kendro Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Sengsara Membawa Nikmat Karya Tulis Sutan Sati

4 Oktober 2021   09:15 Diperbarui: 4 Oktober 2021   09:40 9634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada juga lawannya Kacak, pemuda di desa yang tidak disukai oleh penduduk desa walaupun ia adalah anak dari Tuanku Laras atau kepala desa. Kesayangan penduduk kepada Midun membuat Kacak menjadi dengki dan terus berusaha untuk menjatuhkan Midun di berbagai kesempatan.

Midun yang terus-menerus dijebloskan oleh Kacak menjalani segala kesengsaraan dengan ikhlas dan sepenuh hati karena ajaran guru pencak silatnya Haji Abbas dan ayahnya yang meyakinkan bahwa segalanya akan baik di akhir bagi Midun. 

Mulai dari hukuman kerja paksa sampai dijebloskan dalam penjara dialami oleh Midun. Walaupun segala hal itu, ia tetap bertahan dan menerima segalanya dengan sepenuh hati. 

Namun, semakin banyak hukuman yang Midun lewati semakin dengki Kacak terhadapnya. Hal ini dikarenakan penduduk desa yang mengasihani Midun dan merasa bahwa ia tidak pernah bersalah.

Menjadi tawanan penjara, Midun tetap menjalani hari-harinya dengan tabah dan penuh keberanian. Dia selalu mempunyai keinginan untuk mempelajari banyak hal dan juga berkenalan dengan seorang gadis bernama Halimah yang kemudian ia nikahi dan punya anak. 

Pada akhirnya, setelah melalui banyak cobaan, hidup Midun menjadi bahagia dan penuh berkah sedangkan Kacak yang tertangkap karena menggelapkan uang, menjadi seorang tahanan dan akhirnya dibuang ke Padang.

Cerita dari novel "Sengsara Membawa Nikmat" merupakan cerita kebangkitan Midun dari seorang pemuda yang terus mengalami musibah, menjadi seseorang yang dihormati dan disayang orang banyak. 

Kisah ini mengambil amanat bahwa dari segala cobaan dan kesulitan yang kita jalankan, pasti akan ada sesuatu yang baik yang kita akan dapatkan jika kita terus teguh pada kepercayaan dan prinsip hidup kita seperti Midun. 

Kita juga tidak boleh iri dan ingin menjatuhkan orang lain seperti yang dilakukan Kacak. Selain itu, Tulis Sutan Sati juga ingin menunjukkan budaya dan keseharian orang Minang pada zaman pemerintahan kolonial Belanda.

Nilai-nilai yang diajarkan pada novel ini menggunakan ilmu dari pencak silat yang mengajarkan untuk melatih tubuh dan raga agar sehat dan kuat. Banyak hal yang dapat dipelajari dari tindakan Midun yang selalu murah hati dan sopan santun terhadap semua orang mau baik atau tidak baik padanya. 

Bukan hanya tahan secara mental, ia juga mempunyai kemampuan bela diri yang bagus alhasil ajaran guru pencak silatnya Haji Abbas. Berkat didikan yang baik dari gurunya dan ayahnya, Midun bisa menjadi seseorang yang terus sabar dan tahan banting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun