Mohon tunggu...
Hannie Siemowibowo
Hannie Siemowibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hannie Siemowibowo

KKN UNDIP TIM II 2020/2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Serta Mahasiswa KKN Undip dalam Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Seputar Covid-19 di Tengah Lonjakkan Kasus

3 Agustus 2021   15:20 Diperbarui: 3 Agustus 2021   15:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tegal (03/08). Pandemi COVID-19 tidak mematahkan semangat para mahasiswa untuk menimba ilmu dan melakukan pengabdian pada masyarakat melalui kegiatan KKN. Meskipun terhalang oleh berbagai kondisi, pelaksanaan KKN Undip TIM II 2020/2021 tetap berlangsung sejak 30 Juni 2021 hingga 12 Agustus 2021 menggunakan metode online dengan tetap mengutamakan kebermanfaatan bagi masyarakat. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara individu dengan mengusung tema “Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Masa Pandemi COVID-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs) Melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata”

Lonjakan kasus menyebabkan tingginya permintaan kebutuhan fasilitas isolasi, obat-obatan, dan oksigen. Akibatnya, ketersediaan kebutuhan tersebut kian berkurang, terutama fasilitas isolasi di rumah sakit. Hal ini menyebabkan pemerintah mengeluarkan anjuran melakukan isolasi mandiri di rumah, namun minimnya informasi mengenai cara isolasi mandiri menyebabkan banyak masyarakat yang melakukan isolasi mandiri namun masih beraktivitas dan kontak dengan banyak orang, serta cukup banyak ditemukan kasus meninggal pada pasien isoman.

Ditengah lonjakkan kasus yang terjadi, pemerintah juga terus mempercepat upaya vaksinasi guna mencegah COVID-19 dan mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. Upaya promosi kesehatan untuk melakukan vaksinasi telah dilakukan berbagai pihak, namun masih cukup banyak missinformasi yang beredar di masyarakat mengenai vaksinasi.

Berlatar belakang kedua hal ini, Hannie Siemowibowo, mahasiswa program studi Kedokteran Universitas Diponegoro yang sedang melaksanakan kegiatan KKN di RW 008, Kelurahan Pekauman, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal melakukan program pemberdayaan keluarga dan promosi kesehatan mengenai penerapan protokol kesehatan, panduan isolasi mandiri, dan vaksinasi.

Kegiatan ini dilakasanakan selama 2 hari untuk penjelasan materinya dan tetap membuka diskusi selama masa KKN masih berjalan. Dalam keberlangsungan kegiatan, dijelaskan seputar COVID-19 yang meliputi varian, penularan, pencegahan, etika-etika dalam penerapan protokol kesehatan; seputar panduan isolasi mandiri yang meliputi persyaratan, peralatan yang dibutuhkan, kegiatan selama isoman, pemantauan, dan tanda bahaya dalam isoman; serta seputar vaksinasi yang meliputi manfaat, jenis, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), dan penanganan KIPI. Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara online dengan menggunakan media whatsapp grup untuk penyebaran informasi dan informasi diberikan dalam bentuk infografis, ebook, dan video edukasi.

Pada hari pertama, Hannie Siemowibowo memaparkan bahwa Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang utamanya menyerang pada sistem pernapasan dan ditularkan melalui droplet, baik secara langsung maupun yang bertahan pada permukaan benda. “Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi menggunakan masker sesuai ketentuan, rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer dengan 7 langkah, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, menjaga kebersihan diri, menghindari menyentuh area wajah, serta selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kesempatan,” katanya.

Ia menambahkan pula bahwa gejala COVID-19 ada yang tanpa gejala, ringan, sedang, hingga berat. Ditekankan juga olehnya bahwa gejala COVID-19 berbeda-beda untuk setiap orangnya dan tidak spesifik hanya untuk gejala COVID-19 saja, maka dari itu penting untuk dilakukan tes guna menegakkan diagnosisnya.


Selanjutnya, Hannie memaparkan mengenai panduan isolasi mandiri. Dikatakan bahwa isolasi mandiri dapat dilakukan pada seseorang yang positif tanpa gejala atau memiliki gejala ringan dengan kondisi lingkungan rumah yang mendukung. “Dalam melakukan isoman, perlu dilakukan pemantauan secara berkala terkait suhu tubuh, frekuensi nadi, saturasi oksigen, dan laju napas. Pemantauan ini berguna untuk melihat dan menilai apakah ada tanda-tanda bahaya yang membutuhkan bantuan dari tenaga kesehatan atau tidak. Tanda yang perlu diwaspadai meliputi tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak napas, napas cepat) ditambah salah satu dari; frekuensi napas > 30 kali per menit, distress pernapasan berat, atau saturasi oksigen <93% di udara ruang. Apabila terdapat tanda tersebut, segera untuk mengkonsultasikan dan mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan,” papar Hannie.

Pada hari kedua, Hannie Siemowibowo memaparkan mengenai vaksinasi. “Vaksinasi merupakan suatu proses dimana seseorang diberikan vaksin guna membentuk kekebalan tubuh. Vaksinasi COVID-19 dapat membuat kita memiliki kekebalan terhadap COVID-19, menurunkan risiko untuk mendapatkan gejala berat, komplikasi, maupun risiko kematian apabila terpapar, dan secara tidak langsung akan memberikan perlindungan pada orang disekitar serta berperan dalam pembentukan kekebalan kelompok atau herd immunity,” kata Hannie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun