Mohon tunggu...
hannamuddinwafiyurrahman
hannamuddinwafiyurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa

---

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saat Hadis Bicara untuk Zaman Sekarang

11 Mei 2025   09:59 Diperbarui: 11 Mei 2025   09:58 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. HR. Tirmidzi no. 2319 tentang ucapan dan dampaknya

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Yang artinya: "Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama 70 tahun di dalam neraka" 

Hadist riwayat Tirmidzi tersebut mengandung makna yang sangat dalam dan penting untuk direnungkan. Hadis ini mengingatkan kita bahwa kata-kata, meskipun tampak sepele atau ringan, memiliki dampak yang sangat besar baik secara spiritual maupun sosial. Rasulullah SAW memperingatkan umatnya agar tidak meremehkan ucapan yang keluar dari mulut, karena satu kalimat yang diucapkan tanpa pertimbangan matang bisa membawa akibat buruk yang tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat kelak.

Dalam konteks kehidupan modern saat ini, terutama di era digital dan media sosial, pesan hadis ini menjadi semakin relevan. Media sosial telah menjadi platform utama bagi jutaan orang untuk menyampaikan pendapat, komentar, bahkan cemoohan secara cepat dan luas. Namun, banyak dari kita yang sering kali menulis atau berbicara tanpa berpikir panjang, sehingga kata-kata tersebut tersebar tanpa filter dan terkadang menimbulkan kerugian besar. Contohnya adalah penyebaran hoaks yang dapat memicu kebingungan dan konflik, tindakan bullying secara online yang menghancurkan mental dan kepercayaan diri korban, serta melemparkan opini negatif tanpa dasar yang kuat yang dapat merusak reputasi seseorang.

Dampak dari ucapan yang tidak hati-hati ini tidak hanya bersifat sementara, melainkan bisa meninggalkan luka mendalam yang bertahan lama. Rasa sakit dan trauma akibat kata-kata kasar atau fitnah bisa menghancurkan mental seseorang, mempengaruhi hubungan sosial, dan bahkan memicu masalah psikologis. Oleh karena itu, hadis ini mengajarkan kita pentingnya kehati-hatian dan tanggung jawab dalam berbicara atau menulis, baik dalam forum publik maupun privat. Kita diajak untuk selalu berpikir sebelum berkata, menjaga etika komunikasi, dan mengedepankan kebaikan serta kebenaran agar tidak menimbulkan kerusakan bagi diri sendiri maupun orang lain.

3. HR. Tirmidzi no. 2317 tentang meninggalkan hal yang tidak bermanfaat 

Yang artinya: "Di antara yang termasuk bagusnya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan apa yang tak berguna (bermanfaat) baginya."   

Hadis ini mengajarkan prinsip kesadaran diri dan efisiensi dalam menjalani kehidupan sangat relevan di era modern. Salah satu ciri orang yang baik Islamnya adalah mampu memfokuskan perhatian pada hal-hal yang membawa manfaat dan meninggalkan perkara sia-sia atau tidak penting, baik dalam ucapan, tindakan, maupun pikiran. Dalam konteks kehidupan sekarang, di mana kita hidup di tengah banjir informasi dan berbagai gangguan, pesan ini menjadi sangat penting untuk diterapkan.

Media sosial sebagai salah satu fenomena utama di zaman digital memudahkan kita untuk berinteraksi dan mendapatkan informasi dengan cepat, namun juga membawa risiko menghabiskan waktu secara tidak produktif. Banyak orang terjebak dalam kebiasaan scroll tanpa tujuan, mengomentari kehidupan orang lain, atau membandingkan diri secara terus-menerus, yang justru menguras energi dan perhatian tanpa hasil nyata. Fenomena seperti "kepo," FOMO (fear of missing out), over-sharing, hingga budaya julid atau gosip online telah menjadi hal yang lumrah dan sering kali mengganggu ketenangan batin serta fokus kita pada hal-hal yang lebih penting.

Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan agar seorang muslim mampu memilah mana yang perlu diperhatikan dan mana yang sebaiknya ditinggalkan. Ini berarti kita diajarkan untuk mengelola waktu dan perhatian dengan bijak, menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat, serta menjaga lisan dan pikiran agar tetap positif dan produktif. Dengan kesadaran diri ini, kita dapat menghindari dampak negatif media sosial seperti stres, kecemasan, dan konflik sosial yang sering muncul akibat interaksi yang tidak terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun