Mohon tunggu...
hannamuddinwafiyurrahman
hannamuddinwafiyurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa

---

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saat Hadis Bicara untuk Zaman Sekarang

11 Mei 2025   09:59 Diperbarui: 11 Mei 2025   09:58 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hadis-hadis Nabi Muhammad SAW merupakan pedoman hidup yang tidak hanya relevan bagi umat Islam pada masa beliau hidup, tetapi juga mengandung nilai-nilai abadi yang terus berbicara kepada umat manusia di setiap zaman. Meskipun telah berusia lebih dari 1.400 tahun, ajaran dalam hadis tetap hidup dan aplikatif untuk menghadapi berbagai tantangan zaman modern, mulai dari krisis moral hingga tekanan sosial di era digital. Melalui hadis, umat Islam tidak hanya memahami ajaran Islam secara normatif, tetapi juga mendapatkan inspirasi praktis tentang bagaimana seharusnya bersikap, berbicara, dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai yang terkandung dalam hadis seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, kesabaran, dan tolong-menolong menjadi pedoman etika dan moral yang sangat relevan dalam membentuk karakter individu maupun masyarakat modern yang kompleks dan dinamis. Hadis juga memberikan solusi konkret untuk berbagai masalah kontemporer, termasuk dalam bidang sosial, ekonomi, dan teknologi, misalnya prinsip kejujuran dalam berbisnis, perlindungan hak pekerja, serta etika penggunaan teknologi informasi. Dengan demikian, hadis tidak hanya menjadi warisan sejarah, tetapi juga sumber inspirasi dan pedoman praktis yang membimbing umat dalam menghadapi arus perubahan yang cepat dan kompleks.

Selain itu, hadis berperan penting dalam memperkuat spiritualitas dan kebijaksanaan, memberikan ketenangan batin serta landasan moral yang kokoh bagi generasi modern yang sering kali menghadapi kebingungan nilai dan tekanan hidup. Melalui pemahaman mendalam terhadap hadis, umat Islam dapat menavigasi kehidupan dengan lebih bijak, menjaga hubungan sosial yang harmonis, serta membangun masa depan yang lebih baik dan bermakna. Oleh karena itu, hadis tetap menjadi khazanah nilai-nilai kekal yang relevan dan harus terus dikaji serta diimplementasikan dalam konteks kehidupan kontemporer.

Untuk melihat bagaimana hadis-hadis Nabi berbicara dan memberikan jawaban atas tantangan zaman sekarang, mari kita cermati beberapa sabda beliau yang maknanya begitu dalam dan relevan hingga hari ini.

1. HR. Ahmad, no. 12190 tentang akhlak yang baik

.

Yang artinya: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."

Hadis di atas menegaskan bahwa misi utama Nabi Muhammad SAW bukan hanya mengajarkan ritual ibadah semata, tetapi juga menanamkan nilai-nilai akhlak yang luhur dalam kehidupan manusia. Ajaran ini menekankan pentingnya kejujuran, kesopanan, rasa saling menghormati, dan sikap empati dalam berinteraksi dengan sesama. 

Dalam konteks dunia modern saat ini, berbagai persoalan etika dan moral sering kali menjadi tantangan besar. manusia dihadapkan pada berbagai godaan dan tekanan yang dapat mengikis nilai-nilai moral, seperti korupsi, ketidakjujuran, dan sikap individualistis yang berlebihan.

Oleh karena itu, pesan ini menjadi sangat relevan dan mendesak untuk diterapkan. Ajaran Nabi tentang penyempurnaan akhlak mulia menjadi pedoman penting untuk membangun masyarakat yang harmonis, adil, dan penuh rasa saling menghargai. Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini, individu dapat menjadi pribadi yang tidak hanya taat beribadah, tetapi juga berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menciptakan lingkungan sosial yang sehat dan beradab.

Lebih jauh lagi, akhlak mulia yang diajarkan Nabi juga berperan dalam membentuk karakter bangsa yang kuat dan berintegritas, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi dinamika kehidupan modern. Oleh karena itu, hadis ini bukan hanya menjadi warisan spiritual, tetapi juga pedoman praktis yang harus terus dijaga dan diamalkan agar nilai-nilai luhur tersebut tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat masa kini.

2. HR. Tirmidzi no. 2319 tentang ucapan dan dampaknya

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Yang artinya: "Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama 70 tahun di dalam neraka" 

Hadist riwayat Tirmidzi tersebut mengandung makna yang sangat dalam dan penting untuk direnungkan. Hadis ini mengingatkan kita bahwa kata-kata, meskipun tampak sepele atau ringan, memiliki dampak yang sangat besar baik secara spiritual maupun sosial. Rasulullah SAW memperingatkan umatnya agar tidak meremehkan ucapan yang keluar dari mulut, karena satu kalimat yang diucapkan tanpa pertimbangan matang bisa membawa akibat buruk yang tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat kelak.

Dalam konteks kehidupan modern saat ini, terutama di era digital dan media sosial, pesan hadis ini menjadi semakin relevan. Media sosial telah menjadi platform utama bagi jutaan orang untuk menyampaikan pendapat, komentar, bahkan cemoohan secara cepat dan luas. Namun, banyak dari kita yang sering kali menulis atau berbicara tanpa berpikir panjang, sehingga kata-kata tersebut tersebar tanpa filter dan terkadang menimbulkan kerugian besar. Contohnya adalah penyebaran hoaks yang dapat memicu kebingungan dan konflik, tindakan bullying secara online yang menghancurkan mental dan kepercayaan diri korban, serta melemparkan opini negatif tanpa dasar yang kuat yang dapat merusak reputasi seseorang.

Dampak dari ucapan yang tidak hati-hati ini tidak hanya bersifat sementara, melainkan bisa meninggalkan luka mendalam yang bertahan lama. Rasa sakit dan trauma akibat kata-kata kasar atau fitnah bisa menghancurkan mental seseorang, mempengaruhi hubungan sosial, dan bahkan memicu masalah psikologis. Oleh karena itu, hadis ini mengajarkan kita pentingnya kehati-hatian dan tanggung jawab dalam berbicara atau menulis, baik dalam forum publik maupun privat. Kita diajak untuk selalu berpikir sebelum berkata, menjaga etika komunikasi, dan mengedepankan kebaikan serta kebenaran agar tidak menimbulkan kerusakan bagi diri sendiri maupun orang lain.

3. HR. Tirmidzi no. 2317 tentang meninggalkan hal yang tidak bermanfaat 

Yang artinya: "Di antara yang termasuk bagusnya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan apa yang tak berguna (bermanfaat) baginya."   

Hadis ini mengajarkan prinsip kesadaran diri dan efisiensi dalam menjalani kehidupan sangat relevan di era modern. Salah satu ciri orang yang baik Islamnya adalah mampu memfokuskan perhatian pada hal-hal yang membawa manfaat dan meninggalkan perkara sia-sia atau tidak penting, baik dalam ucapan, tindakan, maupun pikiran. Dalam konteks kehidupan sekarang, di mana kita hidup di tengah banjir informasi dan berbagai gangguan, pesan ini menjadi sangat penting untuk diterapkan.

Media sosial sebagai salah satu fenomena utama di zaman digital memudahkan kita untuk berinteraksi dan mendapatkan informasi dengan cepat, namun juga membawa risiko menghabiskan waktu secara tidak produktif. Banyak orang terjebak dalam kebiasaan scroll tanpa tujuan, mengomentari kehidupan orang lain, atau membandingkan diri secara terus-menerus, yang justru menguras energi dan perhatian tanpa hasil nyata. Fenomena seperti "kepo," FOMO (fear of missing out), over-sharing, hingga budaya julid atau gosip online telah menjadi hal yang lumrah dan sering kali mengganggu ketenangan batin serta fokus kita pada hal-hal yang lebih penting.

Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan agar seorang muslim mampu memilah mana yang perlu diperhatikan dan mana yang sebaiknya ditinggalkan. Ini berarti kita diajarkan untuk mengelola waktu dan perhatian dengan bijak, menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat, serta menjaga lisan dan pikiran agar tetap positif dan produktif. Dengan kesadaran diri ini, kita dapat menghindari dampak negatif media sosial seperti stres, kecemasan, dan konflik sosial yang sering muncul akibat interaksi yang tidak terkendali.

Dengan demikian, hadis-hadis Nabi Muhammad SAW tetap menjadi pedoman utama yang relevan dan sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan kehidupan modern. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya-seperti akhlak mulia, kehati-hatian dalam berkata-kata, serta kesadaran untuk fokus pada hal-hal yang bermanfaat-memberikan landasan moral dan spiritual yang kokoh bagi setiap individu. Di tengah derasnya arus informasi dan kompleksitas sosial saat ini, pengamalan hadis membantu kita menjaga keseimbangan hidup, menghindari perilaku negatif, serta membangun hubungan sosial yang harmonis dan penuh rasa saling menghormati.

Oleh karena itu, memahami dan mengamalkan ajaran hadis bukan hanya menjadi kewajiban ritual, melainkan juga kebutuhan praktis untuk menavigasi kehidupan yang semakin dinamis dan penuh tekanan. Hadis menjadi sumber inspirasi sekaligus solusi nyata yang membimbing kita menuju kehidupan yang lebih bijaksana, bermakna, dan penuh berkah. Mari kita terus menggali hikmah dari hadis dan menjadikannya sebagai kompas dalam setiap langkah, agar hidup kita senantiasa berada dalam ridha Allah SWT dan memberikan manfaat bagi diri sendiri,  keluarga, dan masyarakat luas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun