Oleh karena itu, UMKM disarankan untuk menyusun sistem evaluasi supplier internal dengan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI) yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis masing-masing.
Ketersediaan bahan baku berkualitas merupakan salah satu fondasi penting dalam keberlangsungan industri jamu. Melalui pendekatan evaluatif yang sistematis, seperti integrasi metode AHP dan VIKOR, UMKM dapat mengambil keputusan strategis secara lebih tepat dan bertanggung jawab. Studi kasus di Jamu Yo-Ang menunjukkan bahwa supplier terbaik bukanlah yang termurah, melainkan yang paling konsisten dan andal.
Semoga tulisan ini dapat menjadi referensi bagi pelaku UMKM lainnya dalam membangun rantai pasok yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI