Mohon tunggu...
Hanita Sulistia
Hanita Sulistia Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Senang membaca dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Layanan Biblioterapi di Perpustakaan sebagai Alternatif Terapi pada Anak

4 Februari 2024   13:38 Diperbarui: 4 Februari 2024   13:44 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

      e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara berkala yang meliputi metode yang dilakukan, sumber daya manusia, bahan pustaka, dan segala yang berkaitan dengan layanan biblioterapi. Dengan melakukan evaluasi dapat diketahui kendala yang dihadapi.  Perpustakaan harus terbuka dalam menerima kritik ataupun saran dari pemustaka.  Hal ini untuk memberikan yang terbaik bagi pemustaka.

Metode biliotherapi sebenarnya merupakan sebuah konsep tua dalam ilmu perpustakaan.   Di Amerika Serikat sudah lebih dari 100 tahun yang lalu didokumentasikan, dan pada dasarnya bibliotherapy merupakan penyeleksian bahan bacaan untuk anak-anak yang sangat relevan dengan situasi dan kondisi lingkungan hidupnya. 

Tahapan biblioterapi

Menurut Nabila Chairani (dalam jurnal "Potensi bibliotherapy dalam mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia sekolah") disebutkan bahwa biblioterapi terdiri dari tiga tahapan yaitu identifikasi yaitu :

1. Identifikasi

Anak menngidentifikasi dirinya dengan karakter dan peristiwa yang ada dalam buku, baik yang bersifat nyata maupun fiktif.  Bila   bahan bacaan yang disarankan tepat, maka anak akan mendapatkan karekter yang mirip atau mengalami peristiwa yang sama   dengan dirinya.  Oleh karena itu perlu menggunakan buku yang sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak dan mirip dengan   situasi yang dialami anak.

2. Katartis

Pertama anak mengikuti tantangan atau masalah karakter, kemudian membaca bagaimana situasi ini diselesaikan.  Setelah situasi teratasi, maka akan merasa lega.  Anak menjadi terlibat secara emosional dalam kisah dan menyalurkan emosi yang terpendam dalam dirinya.  Selain itu, anak juga dapat mengidentifikasi dirinya dengan emosi karakter.  Akibatnya, anak menunjukkan emosi mereka dalam tahap ini.  Selain menggunakan cara dengan berdiskusi, anak juga dapat diajak mengungkapkan perasaannya melalui tulisan, mewarnai, menggambar, drama dengan menggunakan boneka atau bermain peran.

3. Wawasan mendalam (insight)

Anak menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi bisa diselesaikan.  Permasalahan anak mungkin saja ditemukan dalam karakter tokoh dalam buku sehingga dalam menyelesaikan masalah dengan mempertimbangkan langkah-langkah yang ada dalam cerita.  Aplikasi biblioterapi dilakukan dengan cara :

  • Mengidentifikasi kebutuhan anak yang dilakukan melalui pengamatan
  • Menyesuaikan kebutuhan atau permasalahan anak dengan bahan bacaan yang tepat
  • Memutuskan susunan waktu, sesi, serta bagaimana sesi diperkenalkan pada anak
  • Merancang aktivitas tindak lanjut setelah membaca seperti diskusi, menulis, menggambar atau drama
  • Memotivasi anak dengan aktivitas pengenalan seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan pokok dan mulai berdiskusi tentang bacaan.  Secara berkala, simpulkan apa yang terjadi secara detail
  • Memberi jeda waktu beberapa menit agar anak dapat merefleksikan materi bacaannya
  • Mendampingi anak mengakhiri terapi melalui diskusi dan menyusun daftar jalan keluar yang mungkin atau aktivitas lainnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun