Mohon tunggu...
Hanifati Alifa
Hanifati Alifa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Gemar menulis | mengutarakan isi hati dan pikiran mengenai isu kekinian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melibatkan Ahli-Lulusan Antropologi Generasi Muda dalam Kebijakan dan Program Bidang Kebudayaan

8 Februari 2024   22:05 Diperbarui: 8 Februari 2024   22:16 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bisa jadi apa setelah lulus sarjana antropologi

Pernah suatu kali saya mencari buku di perpustakaan pusat kampus. Waktu itu mungkin sedang ada tugas mengulas bacaan yang mengharuskan saya untuk oprek-oprek mencari buku. Sekilas ada buku berjudul antropologi pembangunan dan kebijakan publik.

Seingat saya. Pokoknya yang menulis ya Pak Amri Marzali. Entah kenapa saya juga bukan baca isi bukunya, tapi baca halaman pengantarnya. Karena saya lagi-lagi tergelitik karena sub judul yang ditulis oleh beliau pada buku tersebut, sekilas saya baca halaman tersebut. Tahukah apa sub judulnya? 

"bisa jadi apa setelah lulus sarjana antropologi?" mungkin di antara teman-teman juga pernah menemukannya? dan membacanya?

Intinya dalam tulisan di subbab tersebut Pak Amri ditanyai oleh pak dekannya, tentang tujuan belajar antropologi, lalu setelah lulus mau jadi apa. Ternyata jawabannya sama seperti kalau kita ditanyai oleh orang---di luar jurusan kita sampai hari ini. Sekenanya. Tapi dalam tulisan tersebut, pak dekannya bilang ke Pak Amri: "kamu berkewajiban membawa bangsa primitif itu ke dunia kemajuan, karena mereka adalah juga bagian dari bangsa Indonesia".  

Nah, setelah saya baca keseluruhan dari tulisan ini, yang saya ketahui adalah naskah pidato pengukuhan guru besar (akhirnya saya baca versi penuhnya yang ternyata ada di jurnal Antropologi Indonesia hanya dengan mengunduh saja). 

Dalam tulisan pidato itu Pak Amri bilang "tetapi ada sesuatu yang lain, yang bahkan mungkin paling penting dalam mendorong hasrat seseorang. Sesuatu itu adalah tentang hal yang dapat diberikan oleh disiplin ilmu tersebut untuk kehidupan pribadi seseorang setelah selesai kuliah". 

Sungguh pernyataan yang mendalam dan berkesan. Dari pidato tersebut Pak Amri  hendak menawarkan kepada generasi penerus---mahasiswa pembelajar antropologi untuk kembali memikirkan kegunaan ilmu kita untuk pembangunan bangsa, atau judulnya adalah "antropologi terapan". 

Selain itu, dijelaskan pula mengenai ideologi antropologi terapan, yaitu etnosentrisme vs relativisme, konsep-konsep penting dan ulasan singkat mengenai "kenapa sih kita sebaiknya belajar antro terapan/pembangunan?".

Disini saya tidak membahas banyak tulisan pidato, terutama "isi"nya tentang terapan dan pembangunan itu, karena tulisan tersebut pun juga merupakan pengantar atau ide yang masih bisa ditelusuri lagi dengan literatur-literatur. 

Dampak setelah membacanya, saya hanya merasa tergelitik, ternyata dalam pidato pak Amri tahun 2002, pun sampai hari ini, di jaman instagram dan wifi yang sudah tercecer dimana-mana ini masih ada pertanyaan-kegalauan tentang antropologi dan masa depannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun