Dulu, membaca kata perempuan yang dibayangkan mungkin adalah mahluk yang lemah dan tak berdaya. Tetapi membayangkan perempuan sekarang bukan hanya fisik, tetapi juga potensi yang dimilikinya.
Rasanya sulit membayangkan dunia tanpa perempuan. Karena melalui perempuan lah lahir generasi penerus yang memperkaya isi dunia. Sungguh tanggungjawab perempuan sangatlah besar. Seringkali malah menjadi dilema tersendiri, mau mengembangkan potensi diri atau bertanggungjawab pada generasi penerus yang telah dilahirkan.
Sudah sering ya kita membaca tentang moms war. Mempermasalahkan ibu melahirkan normal vs melahirkan melalui operasi. Anak kurus vs anak gemuk. Perempuan bekerja di luar rumah vs bekerja dari rumah. Banyak sekali ya, problem perempuan itu.Â
Sebetulnya perempuan di mana saja tetaplah bertanggungjawab pada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Jadi tidak perlu sebetulnya merendahkan satu sama lain, bahkan yang diperlukan adalah saling sinergi agar perempuan semakin kuat.
Nah, mau tahu tentang Indscript Creative tidak? Sebuah badan usaha yang kiprahnya adalah membidik kaum perempuan terutama ibu rumah tangga agar mampu mengembangkan potensi diri untuk membangun keluarga.
Sejarah Indscript Creative Menjawab Permasalahan Perempuan
Saya mengenal Indscript Creative kira-kira tahun 2013, ketika mengikuti sebuah pelatihan penulisan buku di Sekolah Perempuan. Target pelatihan waktu itu adalah pesertanya bisa menerbitkan sebuah buku solo di penerbit major.
Melalui kegigihan para mentornya, saya memang berhasil menyelesaikan sebuah buku solo yang ditulis dalam waktu 3 bulan. Indscript Creative lah yang waktu itu menghubungkan antara penulis dengan penerbit Elexmedia Komputindo, penerbit yang menerbitkan buku saya.
Indscript Creative yang awalnya merupakan agensi penulisan buku, fokusnya kemudian memberdayakan perempuan agar mampu mandiri. Seperti kita ketahui di masa pandemi, sejak awal tahun 2020, hampir semua aspek kehidupan lebih banyak dilakukan dari rumah. Kesempatan emas kan, untuk ibu rumah tangga yang sehari-hari lebih banyak di rumah untuk juga turut berkiprah di dunia digital.
Membahas Indscript Creative tentunya tak lepas dari sepak terjang CEO di baliknya, yaitu Indari Mastuti.
Diawali dari Hobi Menulis
Indari Mastuti, bernama lengkap Indari Mastuti Rezeki Rasmiyati Soleh Addy, kami biasa memanggilnya Teh Iin, awal mula beliau menjadi penulis adalah berkat hobby menulis sejak sekolah dasar. Awalnya menuliskan apa saja di buku diary-nya, kemudian ketika SMP sudah mengenal mesin tik, kebiasaan menulis tetap dijalani hingga hasil ketikan menggunung.
Awalnya karya tulis tersebut tidak tahu mau dikemanakan akhirnya bertemu solusinya, yaitu dimuat di media massa. Dari sinilah Teh Iin menemukan passion, bahwa tulisan-tulisannya bisa menghasilkan. Waktu itu 8 Maret 1996 merupakan hari bersejarah tulisannya dimuat di majalah Gadis dan mendapat wesel Rp.150.000,-, jumlah yang cukup besar kala itu.
Hobi menulis terus berkembang hingga Teh Iin mulai menulis buku dan diterbitkan tahun 2004 dan masih bekerja sama hingga sekarang dengan penerbit-penerbit besar seperti, Kompas, Gramedia, Elexmedia Komputindo, Syamwil, Penebar Swadaya, dan lain-lain. Selain itu ketika lulus kuliah, beliau sempat bekerja sebagai manajemen marketing yang bertugas melanglang ke seluruh Indonesia.
Titik balik menjadi batu pijakan selanjutnya, ketika Teh Iin menikah dan memutuskan total menjadi ibu rumah tangga. Menjadi ibu rumah tangga, bukan hanya berkutat sekitas dapur-sumur-kasur, tetapi harus masih bisa berkarya dan produktif.
Ide bisnis pun lahir dari rumah dan tetap sekitar dunia penulisan, karena itulah dunia yang tidak asing lagi bagi Teh Iin. Tawaran penulisan mulai berdatangan dari berbagai penerbit yang selama ini masih dijalin networknya.
Awal tahun 2008, bersama suaminya, Deky Tasdikin, lalu membentuk usaha di bidang penulisan yang diberi nama Indscript Creative. Tak jauh-jauh, nama Indscript merupakan gabungan dari Indari dan Script, dan mulai merekrut penulis. Â
Lingkup Bisnis Indscript Creative
Tahun 2009, bisnis Indscript Creative semakin berkembang dengan mengembangkan lini bisnis lain, yaitu penulisan buku biografi. Biografi pertama yang diangkat adalah Brownies Amanda.
Masih ada karya-karya biografi lain dari Indscript Creative, yaitu biografi dari Teh Ninih, Ibu Siti Oded, Ibu Atalia Ridwan Kamil, ex patriat Jepang, dan beberapa pengusaha lainnya.
Menulis buku sejarah diri memang tidak mudah, sehingga Indscript Creative berani memasang harga di 120juta rupiah per poyek.
Kemudian tahun 2015 berkembang membuka jasa direct selling dan retail. Awalnya produk yang ditawarkan adalah board (papan) yang merupakan sebuah media untuk menuliskan target pencapaian. Ditambah pula dengan direct selling buku-buku, mulai dari penulisan, mencetak, dan mendistribusikan.
Kemudian di masa pandemi, di tahun 2020 yang lalu, Indscript Creative malah semakin mengepakkan sayapnya untuk membuat percetakan sendiri. Dengan demikian karya-karya penulisan bisa dicetak sendiri melalui indie publisher.
Bukan hanya berkiprah di dunia bisnis, Teh Indari juga membidani lahirnya berbagai komunitas, yaitu IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis), IIDB (Ibu-ibu Doyan Bisnis), Indscript Businesswomen University, Sekolah Perempuan, Indblack, dan banyak lagi.
Pada tahun 2021 ini akan bermetamorfosa merengkuh para bloger melalui agensi bloger yang segera rilis. Bila sebelumnya menjadi agensi penulis buku, maka kiprah sebagai agensi yang berdiri di tengah menghubungkan penulis blog dan klien tentunya tidak asing lagi. Masih ada lagi cita-cita Indscript Creative yaitu mendirikan platform marketplace bernama terhubung.co.id. Kemudian bersama suami tercinta akan berkisah tentang dunia pernikahan melalui channel Youtube di Rumah Teh Iin.
Bisnis Harus Punya llmu
Menuju milad Indscript Creative yang ke-14 tentunya ada masa pasang dan masa surut sebuah perusahaan. Sebagai pembaca tentunya mau tahu, ya, pernahkah Indscript Creative mengalami masa sulit?
Mendirikan bisnis di tahun 2007, ternyata mengalami kebangkrutan di tahun 2010. Karyawan yang semulai berjumlah 16 karyawan, tinggal tersisa tiga karyawan.
Dari sini, Teh Iin dan suami menyadari, bahwa bisnis itu harus punya ilmu.
Bukan Indari Mastuti kalau hanya berpangku tangan merutuki nasib. Beliau mengikuti mentoring, coaching, training, dan menjalin berbagai networking.
Terbukti semakin berkembang tentunya pondasi harus semakin kuat. Hal ini dasari pada sistemasi perusahaan yang beliau bangun, yaitu melalui 4 pilar perusahaan:
- Operasional
- Sales & marketing
- Keuangan
- Produksi
Keempat pilar ini ibaratnya kaki meja harus sama kuat dengan tanggungjawab pada person in charge (PIC) di masing-masing lini.
Dilengkapi pula dengan syarat perekrutan yang ketat, job desc jelas, dan dimotori oleh intelektual muda yang harus bisa mengikuti langkah cepat Teh Iin dalam melakukan inovasi.
Penutup
Sebagai penulis yang juga bernaung di bawah Indscript Creative, saya merasa bangga dengan giroh semua lini yang semakin kuat ini.
Bersama Indscript Creative marilah para perempuan bersama-sama bersinergi untuk kreatif, inovatif, inisiatif, komunikatif, dan selalu menjadi manusia pembelajar.
Jadilah ibu rumah tangga bahagia dari rumah, siap mencengkeram dunia internasional, dan bergabung dalam satu juta penulis atau satu pebisnis Indscript Creative.
Bagi teman-teman yang penasaran dengan Indscipt Creative, boleh banget silakan berkunjung ke rumah hangat Teh Iin dan Kang Deky Tasdikin di jalan PLN Dalam I no 1/203 D, Mohamad Toha, Bandung (40255), Telepon (022)-5229415.
Semoga bermanfaat…