Kemudian tahun 2015 berkembang membuka jasa direct selling dan retail. Awalnya produk yang ditawarkan adalah board (papan) yang merupakan sebuah media untuk menuliskan target pencapaian. Ditambah pula dengan direct selling buku-buku, mulai dari penulisan, mencetak, dan mendistribusikan.
Kemudian di masa pandemi, di tahun 2020 yang lalu, Indscript Creative malah semakin mengepakkan sayapnya untuk membuat percetakan sendiri. Dengan demikian karya-karya penulisan bisa dicetak sendiri melalui indie publisher.
Bukan hanya berkiprah di dunia bisnis, Teh Indari juga membidani lahirnya berbagai komunitas, yaitu IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis), IIDB (Ibu-ibu Doyan Bisnis), Indscript Businesswomen University, Sekolah Perempuan, Indblack, dan banyak lagi.
Pada tahun 2021 ini akan bermetamorfosa merengkuh para bloger melalui agensi bloger yang segera rilis. Bila sebelumnya menjadi agensi penulis buku, maka kiprah sebagai agensi yang berdiri di tengah menghubungkan penulis blog dan klien tentunya tidak asing lagi. Masih ada lagi cita-cita Indscript Creative yaitu mendirikan platform marketplace bernama terhubung.co.id. Kemudian bersama suami tercinta akan berkisah tentang dunia pernikahan melalui channel Youtube di Rumah Teh Iin.
Bisnis Harus Punya llmu
Menuju milad Indscript Creative yang ke-14 tentunya ada masa pasang dan masa surut sebuah perusahaan. Sebagai pembaca tentunya mau tahu, ya, pernahkah Indscript Creative mengalami masa sulit?
Mendirikan bisnis di tahun 2007, ternyata mengalami kebangkrutan di tahun 2010. Karyawan yang semulai berjumlah 16 karyawan, tinggal tersisa tiga karyawan.
Dari sini, Teh Iin dan suami menyadari, bahwa bisnis itu harus punya ilmu.
Bukan Indari Mastuti kalau hanya berpangku tangan merutuki nasib. Beliau mengikuti mentoring, coaching, training, dan menjalin berbagai networking.
Terbukti semakin berkembang tentunya pondasi harus semakin kuat. Hal ini dasari pada sistemasi perusahaan yang beliau bangun, yaitu melalui 4 pilar perusahaan:
- Operasional
- Sales & marketing
- Keuangan
- Produksi