"Dasar bodoh, tidur saja kau tak bisa"Â
Mataku memerah. Aku sedikit gusar dan gelisah.Â
Kesal. Masih terlihat semua benda-benda yang ada di dalam kamarku.
Semua nyata. Buku-buku, kipas angin, meja dan kursi serta empat buah foto di bingkai kayu yang menempel di dinding.
Tak ada kupu-kupu berterbangan yang ada burung hantu dan kelelawar menatapku tajam.
Pernah kau sodorkan sebuah musik lembut pengantar tidur dengan suara hujan dan gelombang laut.
Sia-sia. Tetap saja mataku sulit terpejam.
Ku bayangkan kamu yang sebentar lagi bangun dan aku masih belum bisa tidur.
Maka di saat ku berusaha menutup mata.
Ku lihat sebuah lorong hitam panjang dengan ujungnya sebuah cahaya.
Ku gerakkan kakiku ke sana. Ku dapati sebuah taman bunga dengan sungai mengalir jernih di dalamnya.Â