Mereka tak ubahnya seperti penipu yang terang-terangan tanpa rasa malu menunjukkan wajahnya, rakyat yang menderita.
Tetapi hamba seorang penyair bukan politisi yang mabuk kuasa dan ingin terus berkuasa menghisap tanah air bumi Indonesia tanpa perduli rakyatnya terlunta-lunta. Â Dan penyair hanya berkata-kata dengan jiwa.
Wahai ahli kubur hamba datang dengan rasa takut, lebih takut dari yang hamba rasakan saat di ciduk aparat waktu demonstrasi di depan gedung rakyat.
Ada keraguan di dalam diri hamba namun hamba mempunyai sejuta puisi yang ingin kubacakan kepadamu barangkali setelah parade perpisahan selesai. Dan bunga-bunga lepas dalam genggaman menjuntai.
Sementara waktu biarkanlah malaikat menunggu toh akan panjang waktu baginya dengan diriku bahkan hingga buku-buku puisiku lapuk di perpustakaan.
Dan tak lagi di baca oleh pengunjung sebab kurang bermanfaat di jaman modernisme lintah darat.Â
Di sini, aku yakin malaikat ingin mendengarkan satu buah puisiku tentang surga dan cinta. Semoga.Â
Handy Pranowo
13082021