Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terimakasih Malam

18 Oktober 2019   21:04 Diperbarui: 18 Oktober 2019   21:04 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam tak pernah menanyakan kapan pagi datang, malam hanya berserah diri kepada cahaya yang menuntunnya untuk kembali rebah di antara pendar fajar merah.

Malam senantiasa berbisik pada keheningan yang menguasai matanya untuk selalu bisa terjaga sampai matahari tiba. Ia tak pernah mengeluh, ia hanya menjaga wibawanya agar tetap utuh.

Malam adalah kiblat para penyair yang rindu menuliskan sajak-sajak cinta kepedihannya untuk sang dewi yang terang menyala di utara jiwa dan di selatan sebagian rindunya di telan gelap gulita.

Malam tak pernah habis di tebas kata-kata, malam menjadikan semuanya istirahat dalam keheningan yang sentosa. Malam tak pernah gagal menjadi penghantar kekhusyukan doa di kala jiwa meronta.

Malam telah menjadikan diriku akrab mengenali dunia bahwasanya hidup tak selalu berwarna namun perlu juga pekat untuk meraba sejauh mana kita berguna bagi sesama. Malam mengajariku untuk selalu terbuka, merendah dan sederhana.

Terima kasih malam.

18 Oktober 2019

Kebayoran Lama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun