Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cendrawasih

29 Agustus 2019   23:59 Diperbarui: 30 Agustus 2019   01:20 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cendrawasih tidak akan berubah menjadi lutung kasarung, ia tetap burung terindah yang akan terus mengepakkan sayapnya mesti di buru, mesti di hina mesti di ambil bulu-bulu dan kepalanya.

Cendrawasih adalah keindahan Indonesia sesungguhnya bagian dari permata-permata dunia yang di perebutkan oleh kekuatan-kekuatan serakah.

Cendrawasih gemerlap alam  nusantara yang paling kaya, suku  budaya, lautan dan tanah pegunungan yang indah dan subur serta bahasa pedalaman yang kaya makna.

Namun cendrawasih ada apa kau murung, apakah karena hitam, apakah karena kau jauh di pedalaman hingga orang-orang menyebutmu terbelakang. Aku tahu kau kecewa namun aku jauh lebih kecewa sebab ada saudara yang begitu tega menghina saudaranya sendiri. Ini tak boleh terjadi lagi.

Tetaplah tegar, kepakkan sayap indahmu, menarilah dalam bunga-bunga sentosa, tanah hutan dan lautmu begitu kaya. Dan kamu jangan mau di perdaya, bangkitlah tunjukan bahwa kamu juga Indonesia.

Duhai cendrawasih tetaplah di sini, aku kan senantiasa mendampingimu, tetaplah bersatu bersama-bersama menyanyikan lagu Indonesia Raya

28072019

Selatan, Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun