Aku melihat waktu tergelincir ketika hujan berakhir membuka tabir, angin dengungkan nyanyian kumbang, persis menyerupai suara adzan. Menggema, mengajak kita larut sejenak dalam kehampaan antara ada dan tiada namun bagiNya segala sesuatu mustahil tak tercipta. Allah Maha Esa, Allah Maha Kuasa. Tak ada sesuatu pun yang dapat menandingiNya.
Kabut merambat ke dalam cahaya meliputi pula ke dalam jiwaku yang fana, jubah kematian, lingkar kehidupan menyatu di dalam semesta raya. Jalan-jalan asing dan berduri terbuka menuju singgasana di mana Tuhan tak pernah lelah menitah. Oh jendela hati yang terluka, oh mata batin yang terkoyak moyak, dosa-dosa ku berkecipak bagai buih-buih di tepian pantai yang tak pernah habis terurai.
Handy Pranowo