Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam yang Tak Pernah Larut di Matamu

19 Februari 2018   22:47 Diperbarui: 19 Februari 2018   22:54 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam yang tak pernah larut di matamu, sebongkah harap mengendap menjadi kabut. Menikmati perih yang kian berlagu, irama sepi bayang-bayang kelabu. 

Hidupmu membeku dalam kegelapan rindu, menanti kekasih yang hilang di telan waktu. Tak ada isyarat kepergiannya kecuali cuitan burung malam ketika mendekati subuh.

Ada lubang menganga di dadamu tempatnya dulu bersemayam memadu cumbu. Kini yang tersisa hanyalah perih, perih yang belum pernah kau nikmati sebagai mana mesti.

Menjadi seorang perempuan yang di tinggal pergi kekasih. Mulutmu menelan pahit, matamu melerai air mata yang jatuh. Hingga malam tak pernah larut di matamu.

Kepada Tuhan kau meminta semoga ia masih hidup. Harapan datang menjemput seluruh rindu yang pernah ia tanggalkan di kedua bahumu. Oh mendung, cipratkanlah benih hujan ke dalam kalbu.

Aku menunggunya meski tertatih-tatih dalam pilu.

Handy Pranowo

190218

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun