Mohon tunggu...
Handoko
Handoko Mohon Tunggu... Programmer - Laki-laki tua yang masih mencari jati diri.

Lulusan Elektro, karyawan swasta, passion menulis. Sayang kemampuan menulis cuma pas-pasan. Berharap dengan join ke kompasiana, bisa dapat pembaca yang menyukai tulisan-tulisan receh saya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

2024 Masih Lama tapi Saya Sudah Tahu Capres Pilihan Saya

10 September 2021   10:13 Diperbarui: 10 September 2021   10:18 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gbr diambil dr https://unsplash.com/photos/JRjaNVotNlA

Masa pemerintahan Ibu Mega, saya kurang paham, mungkin karena masih kelanjutan dari pemerintahan Gus Dur dan gejolak awal-awal reformasi saat itu.

Masa pemerintahan Pak SBY, dari iklan-iklannya saat kampanye saja sudah cukup jelas, prioritasnya adalah pemberantasan korupsi. Lagi-lagi seperti komentar saya tentang pemerintahan P. Harto, lepas dari berhasil atau tidak, setidaknya itu prioritas yang terlihat.

Kemudian saat ini, yaitu masa pemerintahan P. Jokowi, pemerataan pembangunan dan peletakan pondasi untuk menjadi negara industri. Mulai dari pembangunan infrastruktur, pemindahan ibu kota, fokus pada pembangunan di luar Jawa,BEKRAF, dst. Tentu ada kebijakan lain, tapi secara prioritas, menurut saya itu yang terasa (subyektif memang dari kacamata saya). Sebuah kerja besar untuk membangun pondasi, bagi Indonesia di masa depan.

Jadi setiap presiden, memiliki sebuah prioritas di benaknya, membawa semangat atau spirit, yang akan mewarnai kebijakan-kebijakan mereka.

Maka saya pun mulai berpikir, calon presiden seperti apa yang saya inginkan? Presiden dengan prioritas dan semangat apa yang ingin saya percaya untuk menjalankan pemerintahan?

Saya terinspirasi sebenarnya dengan apa yang P. Jokowi coba lakukan semasa pemerintahannya, yaitu membangun pondasi untuk kehidupan negara ini puluhan bahkan ratusan tahun-tahun ke depan. Hanya saja pada titik mengenai pondasi seperti apa yang dibutuhkan oleh bangsa ini, saya sedikit berbeda pendapat dengan P. Jokowi. Pendapat saya ini timbul dari sudut pandang saya yang merasakan panasnya hawa politik di satu dekade terakhir ini.

Bagaimana dalam era demokrasi, bisa muncul dua kubu yang hampir sama kuatnya dan bersaing begitu ketatnya, begitu berapi-apinya, sampai-sampai seakan negara ini terbelah.

Yang muncul dalam benak saya kemudian adalah sebuah pertandingan sepak bola antara dua tim yang sama kuat keinginannya untuk menang, level skillnya mirip, level energi-nya juga mirip, semangatnya sama-sama menggebu, dst. Seharusnya pertandingan itu akan menjadi pertandingan legendaris yang menginspirasi banyak pemain bola, tapi pertandingannya jadi buruk karena wasitnya tidak berwibawa!

Wasitnya tidak bisa dipercaya. Wasitnya tidak berwibawa! Wasitnya dipandang berat sebelah.

Akhirnya yang terjadi penonton di tribun berteriak dan melemparkan batu ke lapangan. Wasit yang jadi keder, mulai membiarkan terjadi pelanggaran-pelanggaran keras. Pemain emosinya naik dan terjadi semakin banyak pelanggaran. Akhirnya bukan sebuah permainan cantik dan ketat yang terjadi, tetapi sebuah pertandingan yang keras dan menimbulkan perasaan tidak puas di kedua belah pihak.

Sehingga yang terpikir dalam benak saya, untuk membangun bangsa ini, salah satu pondasi yang harus diprioritaskan terlebih dahulu adalah "PENEGAKAN HUKUM". Hukum harus bisa tampil berwibawa. Penegak hukum bukan ditakuti, tetapi dipercaya dan berwibawa. Mereka hadir sebagai penengah yang keputusannya bisa diterima oleh semua pihak karena keadilan benar-benar dipegang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun