Herman membaca jadwal pekerjaan selanjutnya di papan elektronik yang dipegang kepala gudang. Beruntung kali ini ia bisa off lama sambil menunggu jadwal berikutnya.
"Aku pergi dulu cari udara segar," Kata Herman kepada petugas gudang yang mengawasi pembongkaran muatan.
Bergegas Herman keluar menyusur koridor ke tempat yang sudah ditentukan akan bertemu dengan Amanda.
Kali ini Herman berdiri di bawah kaki depan Sphinx. Sphinx yang ia lihat berupa patung batu seekor singa berkepala manusia dalam kondisi yang bagus tidak cacat dan bopeng-bopeng seperti yang ia lihat di dunianya.
Tapi Herman tidak peduli entah siapa yang jadi modelnya untuk wajah Sphinx ini.
Seluruh badan Sphinx di hiasi kain indah bersulam benang emas berwarna warni menutup badannya.
Tiba-tiba terdengar suara panggilan "H-E-R-M-A-N !"
girang sekali Herman mengenali suara yang selama ini Ia cari.
Di ujung koridor Herman melihat kekasih hatinya berlari ke arahnya. Herman tidak kalah heboh berlari ke arah Amanda datang.
"Amanda!" sahut Herman kalah lantang antara percaya tidak percaya bisa melihat kembali kekasihnya.
Amanda mengenakan baju hangat melengkapi rok yang panjangnya hanya selutut.
Sedangkan sepasang kakinya yang jenjang memakai sepatu boot Docmart berwarna hitam.