Mohon tunggu...
Handito Putra Pratama
Handito Putra Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi. Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menjembatani Perbedaan : Memahami dan Menyelesaikan Konflik dalam Human Relations

4 Mei 2025   09:45 Diperbarui: 4 Mei 2025   09:45 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Konflik dalam Human Relations (Source : freepik.com)

Penyelesaian Konflik: Membangun Jembatan Pemahaman

Menyelesaikan konflik memerlukan keterampilan komunikasi interpersonal yang kuat. Beberapa pendekatan penyelesaian konflik antara lain:

  1. Kolaborasi (Collaborating): Mencari solusi win-win dengan melibatkan semua pihak dalam dialog terbuka.

  2. Kompromi (Compromising): Masing-masing pihak mengalah sebagian demi tercapainya kesepakatan.

  3. Akomodasi (Accommodating): Salah satu pihak mengalah demi mempertahankan hubungan.

  4. Penghindaran (Avoiding): Mengabaikan konflik, yang biasanya hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah.

  5. Kompetisi (Competing): Mengedepankan kemenangan satu pihak atas pihak lain---pendekatan ini cenderung memperburuk hubungan jika tidak dibarengi dengan etika.

Menurut Daniel Goleman (1998), kecerdasan emosional yang tinggi memainkan peran kunci dalam keberhasilan menyelesaikan konflik karena individu mampu mengelola emosi dan memahami perspektif orang lain.

Pada akhirnya, Konflik dalam human relations bukanlah sesuatu yang sepenuhnya buruk, tetapi bisa menjadi peluang untuk tumbuh dan memahami satu sama lain. Dengan mengembangkan empati, komunikasi asertif, dan keterampilan menyelesaikan konflik secara konstruktif, kita bisa menjembatani perbedaan dan menciptakan hubungan yang lebih kuat dan produktif.

Daftar Pustaka

Goleman, D. (1998). Working with Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun