Dalam kehidupan sosial dan profesional, interaksi bernama human relations senantiasa menghubungkan manusia. Namun, konflik tetap tak jarang mewarnai hubungan antarindividu ini semua. Dalam dinamika hubungan manusia, konflik adalah bagian tak terhindarkan di dalamnya. Kapabilitas dalam memahami, mengelola, serta menyelesaikan konflik secara konstruktif menjadi suatu keterampilan yang penting. Hal ini secara khusus bertujuan untuk lebih memperkuat human relations.
Human relations merujuk pada hubungan antarmanusia yang terbentuk melalui komunikasi, kerja sama, dan saling pengertian dalam konteks kehidupan sosial maupun profesional. Menurut Keith Davis (dalam Mangkunegara, 2013), Human Relations adalah hubungan kerja yang harmonis antara seseorang dengan orang lain atau kelompok dalam organisasi yang bertujuan menciptakan kerja sama yang baik. Human relations yang sehat ditandai oleh adanya saling menghargai, empati, komunikasi terbuka, dan kolaborasi yang efektif. Namun, ketika salah satu dari elemen tersebut terganggu, potensi terjadinya konflik menjadi lebih besar.
Definisi dan Ciri-Ciri Konflik
Konflik dapat diartikan sebagai pertentangan atau perbedaan pendapat antara dua pihak atau lebih yang memiliki tujuan, nilai, atau kebutuhan yang berbeda. Menurut Robbins (2001), konflik adalah proses yang dimulai ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif sesuatu yang menjadi kepentingan mereka.
Ciri-ciri konflik antara lain:
Adanya perbedaan tujuan atau kepentingan.
Ketegangan dalam komunikasi.
Munculnya sikap saling menyalahkan.
Gangguan terhadap kerja sama.
Faktor-Faktor Penyebab Konflik dalam Human Relations