Mohon tunggu...
handika putra
handika putra Mohon Tunggu... penulis -

Bekerja sebagai penulis lepas hanya di kompasiana juga menulis beberapa novel. umur 17,5 tahun Sedikit mengeluarkan artikel motivasi dan juga Artike Gaya Hidup juga Cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Winter Love Korea

7 Agustus 2015   09:53 Diperbarui: 7 Agustus 2015   10:06 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Annyeong! Chae Yoo! Song Mi!” Seru seorang gadis sambil menghampiri 2 gadis lainnya.
“Annyeong, Jung Eun. Adik bermasalah lagi?” Balas Chae Yoo.
“Ne,” jawab Jung Eun sambil mengatur napas.
“Akhir musim gugur…” Gumam Song Mi.
“Kenapa, Song Mi?” Tanya Jung Eun.
“Gak, aku cuma seneng bentar lagi mau musim dingin,” jawab Song Mi.
“Ya, musim penuh salju. Hua..”

Tiba-tiba Jung Eun yang sedang memulai pidato kagumnya ditabrak seorang cowok sebaya mereka.
“Eh eh… Mianhae…” Kata cowok itu.
Jung Eun mengangguk pelan. “Emm… Chonun Jung Eun Imnida,” Jung Eun memperkenalkan dirinya.
“Chonun Jung Ha imnida,” balas Jung Ha. Jung Eun memperhatikan Jung Ha. Jung Ha mirip artis dan sangat keren. Tampan.
“Jung Eun, yuk, udah mau masuk nih,” kata Song Mi.
“Ne. Jung Eun mengangguk.
“Annyeong hee gae saeyo,” pamit Jung Eun.
“Annyeong hee gae saeyo,” Jung Ha mengangguk.

Di tengah perjalanan ke kelas, Chae Yoo tak kunjung berhenti bercuap bahwa Jung Eun sangat beruntung bisa ditabrak Jung Ha, karena Jung Ha sangat keren dan populer, tapi semua kata-kata Chae Yoo seakan tidak masuk kepala Jung Eun. Jung Eun sibuk memikirkan hal lain Jung Ha.

“Annyeong, murid-murid. Chonun Kang An Ma imnida. Saya wali kelas kalian untuk tahun ini. Saya absen dulu ya,” guru baru kelas itu, Kang An sensei mulai mengabsen.
“Jung Eun.” Tiba saat Jung Eun, Jung Eun mengangkat tangannya.
“Hadir,” setelah Jung Eun, nama yang disebut adalah Jung Ha!
“Hadir,” kata Jung Ha.

Jung Eun kaget karena ia sekelas dengan Jung Ha. Ia terus-menerus memperhatikan Jung Ha yang duduk di kursi pojok paling depan. Jung Eun sendiri duduk di samping kursi belakang Jung Ha. Jung Eun bingung, tiba-tiba rasa aneh menyelimutinya. Ingin rasanya Jung Eun membuang perasaan itu jauh-jauh.
“I jit I jigeowo jugetseo! (Ini menyebalkan!)” Pikir Jung Eun kesal. Tiba-tiba Jung Ha berbalik dan melihat Jung Eun sedang memperhatikannya. Jung Ha tersenyum melihat Jung Eun. Wajah Jung Eun langsung merah padam. Jung Ha hanya terkikik kecil.

Bel istirahat berbunyi.
“Kamsahamnida, Kang An sensei.” Kata murid-murid. Setelah Kang An sensei pergi, murid-murid berhamburan keluar. “Jung Eun, halo? Kenapa bengong?” Tanya Chae Yoo.
“Lagi bayangin Jung Ha ya?” Goda Song Mi.
“Gak mungkin!” Bantah Jung Eun.
“Eleh. Eleh,”
“Iya, enggak!”
“Yaudah. Ke kantin yuk,” ajak Chae Yoo akhirnya. Jung Eun dan Song Mi mengangguk.

“Mau makan apa, Jung Eun?” Tanya Chae Yoo.
“Seolleongtang deh,” jawab Jung Eun.
“Aku sih ddukbokkie,” kata Song Mi.
“Aku apa ya… Ah, aku mau makan bibimbap ah,” kata Chae Yoo.
“Siip,”

Ketiga sahabat itu pun membeli makanan mereka dan menuju meja makan mereka.
“Eits, kami sudah memilih meja ini duluan. Kalian pergi sana cari meja lain,” kata seorang gadis dengan 2 temannya sambil mengambil alih meja Jung Eun dan teman-teman.
“Hei! Itu meja kami!” Seru Chae Yoo.
“Iya! Benar! Mundur sana!” Kata Jung Eun mendukung Chae Yoo.
“Hei, Sun Li! Jangan cari masalah lagi disini! Pergi saja sana sama 2 sahabatmu itu!” Tambah Song Mi.
“Enak saja!” Bantah gadis yang bernama Sun Li itu. Akhirnya juga Sun Li pergi, karena takut dengan Jung Eun dan kawan-kawannya.
“Akan kuingat ini!” Katanya penuh pembalasan.
“Eleh. Pikun gitu, mau ngingat,” ledek Chae Yoo setelah Sun Li dan rombongannya pergi.

“Hmm… Seolleongtang nya nikmat banget…” Puji Jung Eun.
“Iya. Seolleongtang kan makanan favoritmu,” kata Chae Yoo, terkekeh.
“Aduh… Ddukbokkie-ku habis deh…” Keluh Song Mi.
“Diet, Song Mi. Diet…” Kata Jung Eun setengah mengejek.
“Hei. Makan apa?” Tanya Jung Ha tiba-tiba muncul di belakang Jung Eun.
“Ah! Kamu bikin kaget tahu!” Seru Jung Eun kaget.
“Mianhae,”
“Ne. Mianhae hal gotkkajineun obso (gak ada yang perlu dimaafkan),” kata Jung Eun.

Jung Ha tersenyum. Mungkin senyum paling hangat yang belum pernah ditunjukkannya kepada siapapun sebelumnya. Wajah Jung Eun memerah melihat senyum Jung Ha. Jung Ha terkikik.

“Makan apa, tuan putri?” Tanya Jung Ha setengah meledek.
“Seolleongtae, monsieur Jung Ha,” kata Jung Eun sedikit bercanda.
“Aku juga makan seolleongtae tadi,” kata Jung Ha.
“Oh…”
“Selamat makan… Jangan makan kebanyakan, jadi babi nanti,” ledek Jung Ha. Jung Eun langsung melotot.
“Babi apaan. Kamu kali,” balas Jung Eun.
“Iya, iya, sori, jangan marah la,”
“Iya, aku gak marah,”
“Yaudah. Duluan ya.”
“Annyeong hee gae saeyo.”
“Annyeong hee gae saeyo.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun