Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Riuh Separuh Jalan Liga Italia

13 Januari 2020   12:56 Diperbarui: 14 Januari 2020   07:09 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana "Emak-emak" pada umumnya. Meski terlihat dari luar, tim berjuluk "Si Nyonya Tua" ini seolah baik-baik saja. Tak demikian halnya dengan apa yang terjadi di dalam.

Masalah demi masalah seolah datang silih berganti, meski tak sampai naik ke permukaan. Pergantian sang juru taktik dari Allegri ke Sarri, misalnya. Awalnya diharapkan bisa mengubah gaya bermain Juve menjadi lebih menghibur, nyatanya Juve malah lebih sering menghibur lawan-lawannya.

Juve ibarat layang-layang, yang meski berhasil terbang, namun tak bisa beranjak ke mana-mana, karena terikat oleh benang yang membuatnya terbang di situ-situ saja. 

Benang itu ialah masa lalu, yang berwujud pada skema permainan pragmatis mereka, menjalar pada sanubari hingga kaki Khedira, Matuidi, sampai Federico Bernardeschi. Sesuatu yang hingga hari ini masih coba dipecahkan jalan keluarnya oleh Sarri melalui rokok kretek di tangannya.

Itulah mengapa meski sudah ada Ronaldo di depan, para Juventini masih saja lebih sering meradang ketimbang bersorak girang. 

Kompetisi masih sangatlah panjang, masih ada sembilan belas pertandingan lagi yang belum dimainkan. Masih ada waktu bagi Inter Milan untuk berbenah, jika mereka memang serius mau menjegal Juventus di musim ini. Begitupun bagi Juventus, yang perlu segera tancap gas, guna menjauh dari kejaran Inter, kemudian mengalihkan fokus ke ajang yang lebih tinggi lagi.


Apapun masih sangat mungkin terjadi, bahkan terhadap hal-hal yang paling mustahil sekalipun. Semisal, Juventus tak lagi keok dan jadi badut di final Liga Champions musim ini, atau Ibra yang mungkin bisa membawa Milan meraih tiket Liga Champions musim depan.

Atau saya sendiri, yang suatu hari nanti bisa hadir ke pernikahan Kak Yulvie dan Mas-mas Romanisti pilihannya itu, menyalami keduanya, berfoto bersama, lalu duduk menyantap menu prasmanan sembari mengelus-elus alis perempuan di samping saya, yang sedari di rumah sudah mengantuk karena bekerja hingga larut malam.

Kak Bianconerria kah itu? 

Perempuan dari masa lalu kah itu? 

 ***
Penulis biasa dihujat di akun Twitter Juventini Garis Lucu @juve_gl, tulisan lain penulis bisa dibaca di Blog penulis handiaditya.com
Ocehan receh penulis juga bisa disimak di kanal Podcast TalkAboutJu di Spotify

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun