Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bersyukur PPKM Diperpanjang

23 September 2021   23:23 Diperbarui: 23 September 2021   23:35 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bersyukur PPKM Diperpanjang

Sebagaimana kita tahu PPKM adalah singkatan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Lalu mengapa harus disyukuri? Pertanyaan mengapa adalah adalah sebuah pertanyaan yang kritis (radix), sampai ke akar-akarnya, sehingga memerlukan jawaban yang mendekati pasti. 

Meskipun kepastian tidak mudah didapat namun, setidaknya kita patut bersyukur karena dengan diperpanjangnya PPKM secara bertahap adalah merupakan cara pengendalian wabah covid-19 yang cukup ampuh. Kata 'mengedalikan' mengingatkan penulis pada lagu kanak-kanak yaitu 'Pada hari Minggu...dst'; di situ ada kalimat 'mengendali kuda supaya baik jalannya'.

Jadi tepatlah kiranya apabila kerjasama yang terjalin indah antara Pemerintah, TNI dan POLRI, serta seluruh masyarakat Indonesia saling bergandeng tangan, bersinergi melakukan tugas kemanusiaan yang mulia ini dengan strategi PPKM yang dimulai sejak tanggal 3 Juli 2021. 

Dahulunya disebut dengan PPKM Darurat, suatu kebijakan yang diambil Pemerintah di masa kondisi darurat karena merajalelanya kasus covid-19 di tanah air. 

Dilaksanakan secara bertahap karena dimaksudkan agar tidak terjadi gejolak, ada yang diperpanjang satu minggu lamanya, ada pula yang diperpanjang dua minggu lamanya seperti sekarang ini, semua itu demi keselamatan jiwa manusia.

Betul memang kini PPKM diperpanjang sampai dengan tanggal 4 Oktober 2021 namun, pembatasannya sudah mulai dilonggarkan. Tentu saja kabar baik tentang menurunnya pandemi covid-19 dari hari ke hari ini perlu disyukuri bersama. Pelonggaran pembatasan ini diberlakukan di beberapa kota yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya. 

Sekalipun PPKM diperpanjang, akan tetapi pelonggaran-pelonggaran yang diijinkan seperti tempat-tempat wisata, mal, bioskop dan rumah makan mendatangkan berbagai respon. Masing-masing orang tentu mempunyai hak untuk memilih dan tentunya mereka akan memilih yang terbaik bagi dirinya masing-masing.

Semangat kembali ke sekolah

Keceriaan anak-anak yang 'terenggut' selama pandemi covid-19 nyaris dua tahun lamanya, kini mulai 'bersemi' kembali. Bermain dan belajar (play and learn) adalah dunia baginya, bermain adalah sifat kodrati anak-anak. apabila guru dapat menyajikan pembelajarannya dalam bentuk games yang menarik, mereka menyambutnya dengan sorak sukacita.

Hal ini jelas tergambar dari raut wajahnya dan memang proses pembelajaran harus fun (menyenangkan). Mata pelajaran apapun hendaknya dikemas sekreatif mungkin, karena belajar dalam situasi dan kondisi menyenangkan akan terasa singkat, tidak jenuh, bertele-tele dan awet diingat.

Kalau pada umumnya matematik dikatakan rumit dan sejarah bikin ngantuk, maka tugas pendidiklah membuat peserta didiknya antusias, termotivasi dan betah belajar. 

Jika sampai sekarang masih ada sekolah yang belum siap menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) itu wajar-wajar saja karena keselamatan pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan harus diutamakan. 

Sekalipun protokol kesehatan dijalankan secara ketat, pada kenyataannya ada sekolah yang terpaksa menutup kembali PTM dan kembali belajar dari rumah secara daring. Oleh karena itu syukurilah jika PPKM diperpanjang lagi.

Membiasakan diri beradaptasi dengan segala situasi itu penting. 

Pembelajaran luring dan daring sementara waktu ini masih dikombinasikan. Jadi pendidik dan peserta didik harus bisa menyesuaikan diri dan siap terus belajar sehingga nantinya menjadi terbiasa dan enjoy. Sekolah-sekolah diharapkan dapat segera menyelenggarakan PTM agar ketertinggalan pendidikan tidak berkepanjangan. 

Semua pasti ada risikonya, tugas kitalah selaku insan pendidikan meminimalkan segala bentuk risiko dan mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran.

Kalau kita mengingat dan menaruh kepedulian kepada saudara-saudara kita yang berada di pelosok-pelosok negeri, di daerah 3T (Terdepan-Terluar-Tertinggal) miris rasanya karena pendidikan nyaris 'lumpuh' gara-gara pandemi covid-19. Pembelajaran secara daring banyak kendala, akibatnya banyak anak putus sekolah. Hal ini merupakan ancaman yang serius untuk pendidikan di Indonesia. menangani pendidikan di Indonesia tidak semudah yang dilakukan oleh negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore misalnya.

Teringat penulis pada cerita guru yang mengajar di pedalaman Papua, untuk mengajar ia harus berperahu menuju ke sekolah dengan medan tempuh yang 'aduhai'. Dituturkannya bahwa suatu ketika perahu yang dikemudikannya sendiri itu terhenti karena ada sesuatu yang menyangkut di bagian bawahnya. 

Penulis kira itu adalah enceng gondok yang memang banyak di rawa-rawa tersebut, tidak jawabnya perahu tersangkut buaya, selanjutnya ketika buaya telah menyingkir perahu bergoyang lagi dan dapat meneruskan perjalanan. 

Sungguh luar biasa perjuangan saudara-saudara kita di pelosok, tidak senyaman di kota-kota seperti Jakarta ini. Kalau Jakarta dikeluhkan macet itu belum seberapa dibandingkan dengan perjuangan di daerah, maka dengan PPKM yang diperpanjang ini syukurilah!

Menurut Mas Menteri Nadiem, jika sekolah dibandingkan dengan mal maka lebih aman sekolah karena mereka yang datang dan pergi lebih terkendali, terbatas khusus pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan dan orangtua, beda dengan mal, bioskop dan tempat-tempat wisata yang siapa saja bisa datang berkunjung sehingga peluang terjadinya penularan cocid-19 pasti lebih besar. 

Oleh karena itu, janganlah dulu bereuforia dan lupa bahwa tren penularan covid-19 berdasarkan hasil pemantauan tiap harinya masih fluktuasi. 

Tetap waspada karena korona belum sepenuhnya sirna, waspada juga pada berita akan munculnya gelombang ke tiga korona yang lebih ganas. Tidak harus takut karena ketakutan/kekhawatiran akan berdampak pada menurunnya imun tubuh, yang diperlukan saat ini adalah kehati-hatian semua pihak.

Keadaan kehidupan kini belum sepenuhnya normal, jangan terburu-buru menyepelekan protokol kesehatan, serangan virus gelombang ke tiga itu bisa nyata, maka siapkan diri untuk mengantisipasinya dan menangkalnya sejak dini. 

Sebagai contoh, hari ini santer berita tentang munculnya klaster covid-19 di sekolah di wilayah Jawa Tengah, sehingga ada himbauan anggota DPRD Jawa Tengah yang mengatakan stop dulu PTM. Dari sumber Kemendikbudristek juga menyatakan bahwa ada klaster sekolah yang kini sedang menyelenggarakan PTM sekalipun terbatas dan tetap disiplin  menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Peserta didik selaku generasi penerus harus dipersiapkan sehat jasmani dan rohani, juga sehat pula ekonominya, sehingga nantinya dapat hidup mandiri, terhormat dan bermanfaat buat diri sendiri, keluarga dan bangsa/negara. 

Akhirnya penulis menyatakan mendukung kebijakan Pemerintah yang memperpanjang PPKM secara bertahap, karena strategi PPKM terbukti cukup ampuh menanggulangi atau setidaknya dapat meminimalkan keganasan covid-19, maka syukurilah!.

Jakarta, 23 September 2021

Salam penulis: E. Handayani Tyas; Universitas Kristen Indonesia -- tyasyes@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun