Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bersyukur PPKM Diperpanjang

23 September 2021   23:23 Diperbarui: 23 September 2021   23:35 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kalau pada umumnya matematik dikatakan rumit dan sejarah bikin ngantuk, maka tugas pendidiklah membuat peserta didiknya antusias, termotivasi dan betah belajar. 

Jika sampai sekarang masih ada sekolah yang belum siap menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) itu wajar-wajar saja karena keselamatan pendidik, peserta didik dan tenaga kependidikan harus diutamakan. 

Sekalipun protokol kesehatan dijalankan secara ketat, pada kenyataannya ada sekolah yang terpaksa menutup kembali PTM dan kembali belajar dari rumah secara daring. Oleh karena itu syukurilah jika PPKM diperpanjang lagi.

Membiasakan diri beradaptasi dengan segala situasi itu penting. 

Pembelajaran luring dan daring sementara waktu ini masih dikombinasikan. Jadi pendidik dan peserta didik harus bisa menyesuaikan diri dan siap terus belajar sehingga nantinya menjadi terbiasa dan enjoy. Sekolah-sekolah diharapkan dapat segera menyelenggarakan PTM agar ketertinggalan pendidikan tidak berkepanjangan. 

Semua pasti ada risikonya, tugas kitalah selaku insan pendidikan meminimalkan segala bentuk risiko dan mengoptimalkan tercapainya tujuan pembelajaran.

Kalau kita mengingat dan menaruh kepedulian kepada saudara-saudara kita yang berada di pelosok-pelosok negeri, di daerah 3T (Terdepan-Terluar-Tertinggal) miris rasanya karena pendidikan nyaris 'lumpuh' gara-gara pandemi covid-19. Pembelajaran secara daring banyak kendala, akibatnya banyak anak putus sekolah. Hal ini merupakan ancaman yang serius untuk pendidikan di Indonesia. menangani pendidikan di Indonesia tidak semudah yang dilakukan oleh negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore misalnya.

Teringat penulis pada cerita guru yang mengajar di pedalaman Papua, untuk mengajar ia harus berperahu menuju ke sekolah dengan medan tempuh yang 'aduhai'. Dituturkannya bahwa suatu ketika perahu yang dikemudikannya sendiri itu terhenti karena ada sesuatu yang menyangkut di bagian bawahnya. 

Penulis kira itu adalah enceng gondok yang memang banyak di rawa-rawa tersebut, tidak jawabnya perahu tersangkut buaya, selanjutnya ketika buaya telah menyingkir perahu bergoyang lagi dan dapat meneruskan perjalanan. 

Sungguh luar biasa perjuangan saudara-saudara kita di pelosok, tidak senyaman di kota-kota seperti Jakarta ini. Kalau Jakarta dikeluhkan macet itu belum seberapa dibandingkan dengan perjuangan di daerah, maka dengan PPKM yang diperpanjang ini syukurilah!

Menurut Mas Menteri Nadiem, jika sekolah dibandingkan dengan mal maka lebih aman sekolah karena mereka yang datang dan pergi lebih terkendali, terbatas khusus pendidik, peserta didik, tenaga kependidikan dan orangtua, beda dengan mal, bioskop dan tempat-tempat wisata yang siapa saja bisa datang berkunjung sehingga peluang terjadinya penularan cocid-19 pasti lebih besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun