Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Gambaran Efek Perundungan dalam Film "One Week Friend"

27 April 2019   07:30 Diperbarui: 27 April 2019   07:56 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Kasus perundungan alias bullying seakan menjadi hal lumrah. Para pelaku kerap kali merasa hal tersebut tidak menimbulkan efek apa-apa pada si korban. Mungkin, secara fisik tidak kentara, tetapi untuk psikologis, sangat menyakitkan dan bisa dipastikan meninggalkan bekas luka yang sulit dihilangkan.

Fenomena tersebut memberikan inspirasi bagi pelaku perfilman untuk menggarap karya mereka. Selain sebagai hiburan, cara ini dimaksudkan sebagai penyampaian pesan moral yang dirasa lebih efektif. Dari sekian banyak daftar produk seni peran bertema kasus di atas, sebagai contoh adalah One Week Friend.

One Week Friend adalah film Jepang yang dirilis pada 2017. Lantaran sudah dua tahun, penjabaran cerita di sini mengandung bocoran. Jika belum menonton, lebih baik lewatkan tulisan ini dan tontonlah terlebih dahulu.

Dari judul saja, film ini sudah menunjukkan daya tarik. One Week Friend. Teman seminggu. Kenapa bisa begitu? Ternyata, si tokoh utama perempuan di sini mempunyai gangguan ingatan. Dia akan melupakan teman-teman saat Senin. Jadi, bisa dibilang setiap sepekan dia harus berkenalan dengan orang baru.

Di sepanjang cerita, penonton diberikan petunjuk-petunjuk perihal penyebab si tokoh mengalami keadaan tersebut. Dari kata "menikung," sudah jelas kalau memiliki hubungan dengan masalah percintaan segitiga. Namun, pertunjukan masih seru untuk diikuti, terutama bagi teman sekelas dia bernama Hase dalam mengungkap hal itu.

Lebih lanjut, gangguan si tokoh perempuan bernama amnesia disosiatif, di mana penderita akan memblok informasi tertentu lantaran disebabkan oleh stres atau trauma. Lantas, ada apa dengan Senin?

Senin adalah hari pertama masuk sekolah dan dia tidak menginginkan hal itu terjadi. Teman-teman sekelas dia melakukan perundungan lantaran cinta segitiga tersebut. Suatu ketika, dia mengalami kecelakaan dan mulailah menderita gangguan itu.

Dilansir dari laman doktersehat, amnesia disosiatif lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. Sementara itu, berdasarkan penelitian di Inggris, jumlah korban perundungan pada perempuan mencapai dua kali lipat dari laki-laki. Masuk akal bukan film ini?

Bagaimana jika film ini menjadi kenyataan? Ketahuilah, itu akan sangat merepotkan bukan hanya bagi korban, terutama keluarga sebagai pihak terdekat. Selain biaya untuk berobat, mempunyai seorang anak "sakit" cukuplah membuat orang tua menderita.

Perundungan jelas tidak keren sama sekali, apalagi patut untuk dibanggakan. Kalau memiliki tujuan agar terlihat berkuasa, carilah hal positif, semisal berprestasi di sekolah. Ingin melampiaskan rasa sakit pada orang lain yang tidak tahu apa-apa? Maaf, Anda salah alamat.

Korban perundungan dibagi menjadi dua yaitu pasif dan provokatif. Kelompok pasif diisi oleh orang-orang tidak percaya diri yang tidak memiliki kuasa, sehingga mudah ditindas. Sementara kelompok provokatif diisi oleh orang-orang yang terlalu percaya diri, sehingga dinilai aneh dan dijauhi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun