Parfummu dari Paris
Sepatumu dari Itali
Kau bilang demi gengsi
Semua serba luar negeri
Kegilaan kepada produk luar negeri menjadikan anak singkong berpikir dua kali lipat, di samping harganya yang melangit, ada hal yang terbersit adalah pengabaian produk dalam negeri, tidak suka terhadap barang atau benda yang dibuat oleh anak bangsa. ah.. mungkin kualitasnya dianggap "recehan", padahal barang-barang yang dijual oleh outlet di luar negeri adalah barang import dari negeri kita, mereka hanya bikin merk.
Padahal anak-anak orang "gedean" tidak pernah berpikir harta, tidak pernah melihat kualitas, mereka lebih suka dengan merek dan barang-barang produk luar, katanya sih "lebih bagus".Â
Anak singkong tidak ingin menghambur-hamburkan keuangan semata-mata hanya gengsi, bukankah hadirnya cinta itu untuk menyenangkan hati dan menggenapkan hilangnya senyap lelaki dan perempuan.Â
Cinta tidak perlu berkorban untuk hal-hal yang tidak jelas, apalagi hanya untuk sebuah "gengsi", karena mereka yang menjunjung tinggi gengsi adalah sedang mengalami gejolak hati dan merasa rendah harga diri.
Betapa banyak kejahatan yang dilakukan karena demi cinta, memenuhi apa yang dibutuhkan oleh sang kekasih, apalagi kisah cintanya seperti "cebol merindukan bulan", menjadi ATM (anjungan Tunai Mandiri) bagi sang kekasih. Maka kekasih seperti ini selalu memeras keringat sang arjuno dan senang menari di atas lukanya dan berdansa serta mandi keringat sang kekasih.Â
CINTA BUKAN HURA-HURA
Bercinta bukan tentang apa yang dipakai, juga bukan  tentang apa yang dimakan, cinta itu adalah menenteramkan hati, ketika bersanding semuanya masalah serasa telah menemukan solusi, bukan malah bikin darah tinggi. Menuruti apa yang diminta sang kekasih walau[un tidak mampu.