Lepra atau kusta di masa lalu sebagaimana situasinya belum banyak tersedia pengetahuan yang menjadi dasar para ulama, untuk itu  bisa jadi berbeda dengan jaman sekarang. Namun dalam sejarah kemanusiaan lepra sempat dipahami dan disebarkan oleh masyarakat sebagai kutukan Tuhan, dan sampai saat ini teknologi kesehatan belum menemukan obat yang menyembuhkan, masih terbatas kepada meluasnya penyebaran dalam tubuh.
Dalam beberapa riwayat bahwa Rasulullah sangat sayang kepada penderita lepra, hingga beliau pernah mengajak penderita lepra makan satu piring dengannya.Â
Dalam konteks pernikahan lepra tidak saja mengganggu dalam mendapatkan kesenangan bersetubuh, juga berkaitan dengan stigma sosial dalam masyarakat, sehingga membuat pasangan suami isteri menarik dari pergaulan  kehidupan sosial. Hal ini didukung oleh sebagian pendapat ulama yang melarang penderita lepra masuk masjid dan berkumpul dengan banyak orang.
ADANYA PENIPUAN
Ketika acara peminangan atau khitbah salah satu pihak atau keduanya tidak jujur memiliki Penyakit belang atau istilah fiqhnya  barash. Mak hal ini bisa menjadi penyebab terganggunya keharmonisan rumah tangga, dua hal yang selalu memayangi adalah rasa kecewa atas penipuan atau ketidak terus terangan calon pasangan saat sebelum akad nikah, begitu juga ingatan atas penyakit yang dideritanya.
Berkaitan dengan masalah tersebut di atas, ada contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah ketika mengawini perempuan dari suku Ghifar, tatkala sang  perembuan  masuk ke rumah Rasulullah, beliau melihat warna putih pada bagian pinggang, yakni sopak (penyakit belang), lalu Rasulullah bersabda;
"pakailah bajumu dan kembalilah kepada keluargamu"
Lalu Rasulullah menyampaikan kepada keluarga sang perempuan dari suku Ghifar dengan ucapan;
"Kamu telah menipu aku"
Jelaslah bahwa Rasulullah merasa kecewa karena ditipu, kemudian membuat beliau bersikap lain yaitu mengembalikan kepada keluarganya.Â
Sedangkan penyakit lain yang sejenis  dengan barash (belang) dapat dikiaskan hukumnya, karena secara makna penyakit itu dapat menghalangi bersenang-senang. Apalagi penyakit lainnya yang lebih parah.Â