Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Jodoh Cermin Masa Depan

6 Agustus 2022   23:45 Diperbarui: 6 Agustus 2022   23:50 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senada dengan itu, Rasulullah telah memberi sinyal tentang orang dekat, mereka yang paling dekat dan sering bersamaan dengan kita itulah yang akan menjadi penentu masa depan sebagaimana sabdanya, bahwa agama seseorang bergantung teman dekatnya, maka hendaklah salah satu dari kalian memperhatikan dengan siapa bertenam (HR Ahmad).

Memang Rasulullah menyatakan tentang agama, bukan secara jelas tentang jodoh. Namun justru hal tersebut memberi arti bahwa agama memiliki hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang, yang pada akhirnya bergantung dengan siapa berteman. 

Seseorang yang tinggal di lingkungan pesantren atau kaum taat beribadah, maka akan mengikuti kebiasaan yang telah lama berlangsung dalam lingkungan tempat tinggalnya, ia akan terbiasa dengan rutinitas keagamaan. Begitu halnya mereka yang tinggal di kaum pengrajin mebel misalnya, maka secara mudah mereka terjun di dunia permebelan.

Jodoh atau pasangan bukan sekadar teman biasa, si dialah yang selalu menemani sepanjang hayat untuk mengarungi bahtera kehidupan dengan tenang, senang dan sejahtera. Ketika dalam rumah tangga sama-sama cenderung berorientasi masa depan, maka keluarga ini memiliki masa depan yang cerah. Pasangan yang hanya mengejar kebahagiaan sesaat, maka akan mendapatkan kesenaan saja.

KRITERIA JODOH YANG TEPAT

Agar hidup menjadi tenang, bisa mengarungi bahtera kehidupan dengan menyenangkan serta mewujudkan masa depan gilang gemilang, maka perlu mengetahui kriteria jodoh yang hendak diburu. Dalam kitab Fiqih Wanita, pernah Hasan Bin Ali  ditanya seseorang, katanya "sesungguhnya saya ini mempunyai anak gadis, dengan siapakah baiknya ia saya kawinkan menurut tuan?"

"kawinkan dengan laki-laki yang bertakwa kepada Allah" jawab Hasan. "kalau laki-laki itu mencintai anakmu, ia akan memuliakannya, dan kalau tidak cinta pun takkan menganiaya dia".

Sedangkan Rasulullah memberikan kriteria tentang wanita mulia yang bisa menjadi pasangan hidup yaitu : kecantikannya, hartanya, nasabnya dan agamanya.

  • Ketampanan dan kecantikan adalah rupa yang nampak dan dapat menghadirkan pesona, pandangan pertama yang mengakibatkan jatuh cinta, karena kecantikan dan ketampanan dapat memukau dan menjadi pemandangan tersendiri. Maka wajarlah bila seseorang menentukan kriteria memiliki istri yang cantik atau suami yang tampan.harapannya akan melahirkan anak yang lebih cantik dan lebih tampan dari dirinya, atau bahasa lain disebut dengat memperbaiki keturunan bila salah satu pasangan suami isteri cantik atau kurang tampan.
  • Kekayaan seseorang dapat menjadi daya tarik, dengan banyak harta manusia bisa melakukan banyak hal, karena kelangsungan hidup tidak bisa hanya mengandalkan cinta, dibutuhkan biaya dalam menegakkan sendi kehidupan. Orang yang mencintai seseorang karena hartanya, berarti ada upaya untuk meningkatkan ekonomi menuju hidup yang lebih sejahtera.
  • Keturunan atau nasab, akan muncul sebuah kenyamanan bila pasangannyai adalah seseorang yang memiliki garis keturunan berpangkat, sehingga ada kenyamanan dan keamanan hidup. Orang-orang yang memiliki tingkatan sosial tinggi mendapatkan pengakuan dan penghormatan. Maka seseorang yang memilih jodoh karena usianya, dengan sendirinya akan mendapatkan gelar ningrat, orang terpandang.
  • Agama dan perilaku keberagamaan menuntun menuju  cintanya kepada Allah. Pasangan ini memiliki fokus beragama diterapkan dalam kehidupan sosialnya. Maka seseorang yang mencintai karena agamanya, akan menjadikan rumah tangga yang bergantung dan memasrahkan masa depan rumah tangganya kepada Allah dengan diringi beribadah atau ikhtiar.

Keempat kriteria di atas, menurut Rasulullah, bila tidak dapat diperoleh semuanya, maka pilihlah agama yang paling kuat. Karena tampan atau cantik akan pudar seiring dengan perjalanan usianya dari remaja, dewasa hingga lansia, tidak ada kekekalan wajah cantik atau tampan dalam hidup ini, keriputlah kulit-kulitnya bila masa tua dijalani.

Cinta yang disandarkan karena harta akan mudah pudar bila hartanya berangsur berkurang, harta yang tidak digunakan di jalan Allah akan mengalami penyusutan, bahkan kebangkrutan. Dalam rumah tangga yang menjadikan harta sebagai tujuan, semuanya akan berjalan trasaksional dihitung dengan uang atau materi.

Kepangkatan seseorang bisa berakhir seiring dengan melemahkan kepercayaan kepada dirinya, begitu halnya bila seseorang berpangkat, masa pensiun menjadi pembatas kekuasaannya, pada masa purna tidak lagi memiliki anak buah yang bisa diperintah atau dimintai pertolongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun