Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ke Kebumen Beli Sate

21 Desember 2020   15:52 Diperbarui: 21 Desember 2020   16:02 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski tugas kantor tidak terlalu santai-santai amat, dan situasi pandemi juga belum berakhir, tapi niat hati ingin pergi sungguh tak bisa dibendung lagi. Pingin pergi ke Kebumen karena lama sekali tidak ke sana.

"Ayok weekend ini ada libur agak panjang kita ke Kebumen" ujar saya kepada istri di akhir Oktober lalu.

"Ngapain ke Kebumen, ada apa di sana?" jawab istri saya tidak terlalu yakin.

"Ya jalan jalan aja, berenang sama jajan nginep di hotel" timpal saya.

**


Kamis pagi, 29 Oktober 2020 kami bangun lebih pagi dari biasanya. Saya siapkan mobil tua bangka (motuba) kesayangan untuk bergegas menuju Kebumen dan pada pukul 06.00 kami telah siap untuk berangkat.

Pagi yang damai, dengan suasana cerah yang segar perjalanan kami melewati Jalan Lingkar Ambarawa yang terkenal karena keelokannya bisa memandang hamparan sawah dan Danau Rawa Pening, serta gagahnya perbukitan dan Gunung Telomoyo di ujung sana. Pemandangan yang terasa lebih hidup ketika dipandang di pagi dan sore dalam cuaca cerah.

Jalan raya antara Semarang -- Magelang kini sudah cenderung lebar dan nyaman untuk dilalui dan perjalanan yang agak melelahkan justru terjadi di sekitar perbatasan Magelang -- Purworejo. Jalan yang sempit dengan kendaraan mayoritas truk sehingga sulit untuk disalip membuat kami harus ekstra sabar. Harapan untuk sampai di Purworejo pada jam 07.30 tidak bisa direalisasikan dan kami baru sampai di Alun -- alun sekira pukul 08.00.

Alun alun Purworejo bisa dibilang merupakan salah satu alun-alun terluas di Pulau Jawa. Di sekitar tanah lapang ini berdiri megah Kantor Residen Bagelen yang kini menjadi Kantor Bupati Purworejo, Masjid Agung, dan sebuah Gereja peninggalan Belanda di sebelah timur. 

Sebenarnya saya ingin sekali jogging di alun-alun ini mungkin sekali putar sudah gobyos keringat, tetapi mengingat hari sudah terlampau siang dan panas, jadi saya mengurungkan niat tersebut. 

Di salah satu sisi alun-alun yang kini tertata cantik tersebut juga dilengkapi dengan permainan anak yang sayangnya masih ditutup, untuk meminimalkan penularan Covid-19. Dayu anak saya harus gigit jari karena tidak bisa menikmati wahana tersebut.

Setelah sekadar beristirahat dan membelikan Dayu sarapan, kami memilih gmapping untuk mencari tempat makan yang rekomended. Dan didapatlah sebuah warung bernama Soto Pak Rus Stasiun yang memang terletak tidak terlalu jauh dari eks. Stasiun Purworejo.

Soto Pak Rus Stasiun Purworejo (dokpri)
Soto Pak Rus Stasiun Purworejo (dokpri)

Sebagian besar pelayan di warung ini sudah berumur tapi mereka masih cekatan dalam melayani pengunjung. Soto ini merupakan soto daging dengan citarasa yang khas agak manis dengan porsi kecil ala soto Semarang. Sebagai pendamping tersedia aneka sate dan mendoan yang besar besar. 

Makan semangkuk soto, sebiji mendoan serta meneguk segelas es teh saya rasa cukup sebagai bekal sarapan dalam perjalanan kami selanjutnya menuju ke Kebumen.

Pukul 10.30 kami sampai di Kutoarjo. Rencananya saya ingin mengajak Dayu berenang di Sumber Adventure Center (SAC) yang juga merupakan anak perusahaan PO Bus Sumber Alam. Tempat ini sebenarnya merupakan rest area yang dikonsep sedemikian rupa dengan dilengkapi wahana kolam renang.

Tentu saja Dayu senang bukan main karena memang sejak berangkat dia saya iming-imingi untuk berenang. Ia pun tampak tidak sabar, segera setelah turun dari motuba langsung lari menuju loket. 

Bagian depan bangunan ini adalah tempat makan dengan puluhan set meja kursi dengan puluhan tenan. Sementara itu, loket kolam renang berada di tengah dengan sentuhan gaya menggunakan bekas kepala bus. Hal yang semakin menarik minat anak anak. Untuk siang ini, kami menebus tiket masuk lima belas ribu rupiah per orang.

Salah satu pemandangan kolam di SAC (dokpri)
Salah satu pemandangan kolam di SAC (dokpri)

Kolam renang SAC ini memiliki setidaknya 5 kolam. Dua di antaranya adalah kolam bermain anak yang dilengkapi permainan air dan patung patung pancuran, dan selain itu juga tersedia kolam perosotan yang cukup mengundang adrenalin, serta sebuah kolam standar internasional. Namanya juga anak satu, maka Dayu harus saya dampingi kemana ia ingin berkeceh ria.

**

Puas bermain air dan menyempatkan shalat dhuhur sebentar, perjalanan kami lanjutkan ke arah barat dan tidak jauh dari situ kami telah menemukan sebuah kuliner legendaris dari yaitu Dawet Ireng. Yang kami tuju yaitu Dawet Ireng Pak Wagiman Jembatan Butuh yang sering disingkat menjadi Dawet Jembut. 

Di sepanjang daerah Kutoarjo hingga perbatasan dengan Kabupaten Kebumen, acap ditemui penjual dawet hitam namun Pak Wagiman ini merupakan satu yang paling terkenal, mungkin karena memang pelopornya. 

Berjualan di depan rumahnya dengan dibantu anak dan keluarganya, ia menjajakan dawet di sebuah gubug sederhana yang berada di rerimbunan pohon. Untuk tempat parkir tersedia cukup luas. 

Dengan lima ribu rupiah, kita bisa menikmati segarnya semangkuk dawet hitam yang citarasanya sungguh nikmat. Kenyal, manis segar dengan tingkat manis yang pas sehingga tidak bikin eneg.

Pak Wagiman tengah melayani pembeli dawet hitam (dokpri)
Pak Wagiman tengah melayani pembeli dawet hitam (dokpri)

Menjelang jam 2 siang kami telah sampai di pusat Kota Kebumen dan mengandalkan map untuk menuju ke Kampeng Etnik yang merupakan jujugan kami karena telah memesan penginapan via Reddoorz di situ.

Kampoeng Etnik ini merupakan salah satu tujuan wisata baru di Kebumen. Mengambil konsep one stop tourism, tempat ini menawarkan penginapan, waterboom anak, galeri akuarium, tempat makan dan spot spot foto yang instagramable kekinian. 

Tempatnya berada di sebuah pojok pemukiman dan tidak terlalu sulit ditemukan. Begitu masuk kami dipersilakan mengurus check in dan dimohon menunggu hingga pukul 14.00 sesuai kebijakan check in dari Reddoorz dan kamar akan dipersiapkan terlebih dulu.

Saya di Bungalow Kampoeng Etnik yang bekerjasama dengan Reddoorz (dokpri)
Saya di Bungalow Kampoeng Etnik yang bekerjasama dengan Reddoorz (dokpri)

**

Salah satu alasan saya ke Kebumen adalah ingin mengajak Tika -- istri saya untuk makan Sate Ambal, salah satu kuliner khas Kebumen. Untuk itu, sore harinya berdasar pantauan dari googlemap, kami beranjak untuk menuju ke warung Sate Ambal yang ada di seputaran Kota Kebumen. Pingin ke Ambal yang asli, tapi karena terlalu jauh yasudah akhirnya kami putuskan untuk yang dekat dekat saja. 

Dua tujuan kami yang pertama berada di seberang BRI Kebumen, dan di Jalan Panjer, tidak menemukan alias peta tidak update. Selanjutnya kami putuskan untuk mampir di Sate Ambal Pak Alip yang sebenarnya terletak tidak terlalu jauh dari Alun-alun.

Dari pantauan google map tadi, porsi sate ambal satu piring terdiri dari 20 tusuk sate ayam yang cukup besar. Keuntungan menggunakan google adalah seperti ini salah satunya. Agar lebih hemat kami pesan satu porsi sate dan dua porsi lontong.

Sate ini merupakan sate ayam dengan citarasa manis dan dengan guyuran bumbu sate yang dilengkapi dengan sambal tempe sehingga terasa unik. Dilengkapi dengan minuman es teh, pada akhirnya makan sore tersebut harus kami tebus seharga 47 ribu rupiah bonus free satu buah kerupuk.

**

Sore hari di Kebumen, nyaris kami tidak berbuat apa apa. Selepas makan sate, kami asal mengarahkan mobil mencari penjual gorengan. Namun nihil kami tak menemukannya sama sekali. Kami pun memutuskan untuk menuju Pantai Petanahan mumpung cuaca lumayan cerah. Tidak sulit untuk mencari tempat ini tinggal mengikuti peta saja. 

Sampai di Petanahan hari sudah cukup sore. Terlihat sebuah mobil APV parkir di dekat kami dan saya lihat mereka mengajak serta dua anak mereka. Sementara sang istri terlihat masih muda dan segar.

Motuba yang sampai di Petanahan (dokpri)
Motuba yang sampai di Petanahan (dokpri)

Untuk pertamakalinya Dayu kami ajak mengunjungi Pantai Selatan karena selama ini ia hanya kami kenalkan ke Pantai Utara yang relatif tenang dan bisa buat mandi. 

Sedangkan di pantai selatan ini kami harus memberitahu pelan pelan agar ia paham bahwa di sini pantainya berbahaya dan tidak boleh digunakan untuk bermain air. Sebagai gantinya, ia merasa senang dengan melihat ombak dan bermain pasir.

**

Selamat pagi Kota Kebumen. Kota ini begitu tenang, dengan jalan jalan yang lebar serta banyak pengguna sepeda. Pagi ini, kami hendak sarapan Nasi Penggel. Saya masih ingat beberapa tahun lalu menikmati kuliner ini di sisi barat Alun-alun Kebumen. Untuk itu, segera kami datangi tempa tersebut. Tampak penjual dengan sigap melayani kami.

"Silakan pak, nasi lauk sayur silakan ambil sendiri.. ini ada oseng -- oseng kikil juga" sapanya sembari promosi.

Untuk nasinya berbentuk bulat bulat seporsi kira kira mendapat 10 bulatan nasi. Adapun sayur pelengkapnya yaitu sayur nangka dan daun so. Untuk pilihan lauk ada beberapa jerohan sapi, telur dan juga kikil.

Nasi Penggel khas Kebumen (dokpri)
Nasi Penggel khas Kebumen (dokpri)

Sembari menikmati suasana Kebumen di pagi hari, kami bersantap pagi di pinggiran alun-alun. Tampak sekelompok bapak-bapak yang rupanya habis bersepeda juga menyantap nasi penggel ini.

**

Menjelang siang, kami segera check out dan membungkus jatah sarapan pagi kami dari hotel berupa nasi goreng. Sembari menunggu proses pembungkusan, saya sruput kopi hitam panas untuk memulai hari ini kembali perjalanan ke Magelang.

Nb :

Selalu patuhi protokol kesehatan ketika berwisata seperti membawa hand sanitizer, rajin CTPS, memakai masker, dan jauhi kerumunan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun