Mohon tunggu...
Hamid Anwar
Hamid Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - PNS Kelurahan

Pegawai kantor yang santai, sambil mengelola blog pribadi http://hamidanwar.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Kyai Hamam yang Fenomenal dari Pabelan

22 Oktober 2020   08:34 Diperbarui: 22 Oktober 2020   09:26 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Shalat Hari Raya di Masjid Pondok Pabelan pada Tahun 80an (dok : akdn.org)

Di sebelah barat lapangan, berdiri masjid tua yang merupakan pusat kegiatan peribadatan pondok. Dikandung maksud bahwa manusia kemanapun mengarungi kehidupan, maka bermuaranya adalah hanya ibadah kepada Allah. Dan tepat dibelakang masjid, adalah pemakaman sebagai simbol bahwa akhir dari kehidupan dunia ini adalah kematian.

Saya yakin bahwa gagasan-gagasan Kyai Hamam semasa hidupnya sangat visioner, yang pada akhirnya adalah bertujuan untuk pembangunan manusia dan masyarakat seutuhnya. Sementara pondok hanyalah alat untuk mencapainya. 

Dalam beberapa informasi yang saya baca, pondok ini pada masa keemasannya (sekitar tahun 1970-1980an) bahkan sampai memiliki ternak kambing ettawa, dan juga memiliki teknologi pengairan yang maju, yaitu dengan mengalirkan air dari sungai Pabelan, menuju ke lingkungan Pondok yang secara kontur berada lebih tinggi. Air ini kemudian dialirkan ke kolam kolam yang selain sebagai penambah keindahan dan keasrian lingkungan, juga berfungsi untuk ternak ikan.

Kolam ikan yang ada di sekitar asrama santri putri tahun 80an (dok : akdn.org)
Kolam ikan yang ada di sekitar asrama santri putri tahun 80an (dok : akdn.org)

Kyai Hamam selain cerdas dalam bidang agama, juga sangat menginspirasi dalam  tata kelola lingkungan. Pada tahun tahun itu, santri pondok berasal dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan pernah tercatat ada santri juga yang berasal dari Thailand. 

Kala itu, Kyai Hamam sering meminta santrinya ketika masuk pondok, hendaknya membawa bibit tanaman yang berasal dari tempat tinggalnya. Hingga saat ini, berbagai tanaman khas nusantara masih bisa kita temui di lingkungan pondok seperti Kunto Bimo, Karet Kebo, dan Matoa. Selain itu, tepat di depan rumah saya. 

Saya juga menjumpai sebuah kolam yang merupakan kolam 'pemurni' air limbah. Jadi, seluruh air buangan pondok (dari dapur maupun kamar mandi) semua akan terkumpul ke kolam ini, dan dikolam ini, air limbah di'bersihkan' dengan bantuan eceng gondok. Sehingga air yang mengalir ke lingkungan setelahnya menjadi relatif bersih. Tidak heran rasanya kalau Pondok Pabelan juga menerima penghargaan Kalpataru dari Pemerintah kala itu dalam usaha pelestarian lingkungan.

**

Akhir Hayat Kyai Hamam

Tanggal 22 Ramadhan, bertepatan dengan bulan Maret 1993, kabar duka datang dari Pondok Pabelan. Kyai Hamam menghembuskan nafas terakhir karena sakit. Dari beberapa kesaksian, diceritakan bahwa penurunan kondisi fisik Kyai Hamam disebabkan salah satunya karena pola hidup seperti gemar merokok, menyantap daging kambing, begadang hingga larut malam, dan jarang berolahraga.

Pondok Pabelan, sepeninggal Kyai Hamam diteruskan oleh adik beliau KH. Ahmad Mustofa dan Putra Kyai Hamam, yaitu KH. Najib Amin. Hingga saat ini, semangat pembaruan dan semangat keterbukaan yang pernah digelorakan Kyai Hamam masih terasa pada kegiatan-kegiatan yang diadakan pondok seperti ; pelajaran pidato tiga bahasa, seni musik dan pentas seni, pagelaran seni budaya, kegiatan drum band, pramuka, dan lain lain. Secara aktif masyarakat sekitar pondok juga menjadi bagian dari 'santri' pondok dengan ikut serta menyimak kajian-kajian umum.

Saya yakin, sekarang Kyai Hamam telah tenang berada di kampung Ilahi, dan kita semua pun pasti akan menyusulnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun