Mohon tunggu...
Muhammad Hamid Habibi
Muhammad Hamid Habibi Mohon Tunggu... Guru - Calon guru

Belajar lagi... Belajar mendengarkan, belajar memahami, belajar mengatur waktu, belajar belajar belajar... belum terlambat untuk belajar...

Selanjutnya

Tutup

Fiksi Islami

Tiba-tiba Ramadhan dan Iklan Ramayana

30 Mei 2018   23:29 Diperbarui: 30 Mei 2018   23:33 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi dari tribunnews.com

Ramadhan tiba... Ramadhan tiba... Ramadhan tiba...
Mahaban yaa ramadhan, marhaban yaa marhaban 2x
Ramadhan tiba semua bahagia, tua dan muda bersuka cita, bulan ampunan bulan yang berkah, bulan terbebas api neraka

Tiba-tiba lagu familiar ini terdengar kembali, lagu yang dipopulerkan Opick ini menjadi teman satu-satunya Yanuar di kantor malam itu. Jarum jam memang sudah menunjukkan pukul 18.30, namun Yanuar masih setia duduk di depan layar monitornya sambil menatap lemburan yang hampir selesai. Ya... Yanuar memang jadi tangan kanan Bos, dia selalu lembur saat Bos membutuhkan bantuan. Tentu loyalitas bukanlah satu-satunya alasan, adanya fee tambahan memang jadi incaran Yanuar setiap lemburnya.

Ramadhan tiba... Ramadhan tiba... Ramadhan tiba...
Lagu ini kembali membuyarkan lamunan Yanuar untuk sekian kalinya. Memang bulan ramadhan baru saja tiba malam ini. Kemarin malam Yanuar melihat berita di youtube tentang sidang isbat kementerian agama yang menyatakan bahwa hilal tidak terlihat sore itu. Sehingga bulan sya'ban digenapkan menjadi 30 hari dan ramadhan jatuh hari ini tepat saat adzan magrib.
Marhaban yaa ramadhan yang berarti ramadhan telah tiba atau bisa juga selamat datang bulan ramadhan. Namun lagu ini berubah dalam benak Yanuar, di dalam dirinya lagunya menjadi:

Ramadhan tiba... Ramadhan tiba... Ramadhan tiba...
Tiba-tiba ramadhan, tiba-tiba ramadhan 2x

Ya baginya ramadhan datang begitu cepat. Tak terasa sudah setahun ramadhan yang lalu ia lewati. Tak terasa pula dalam 11 bulan terakhir ia sangat sibuk dan tenggelam dalam pekerjaannya. Baginya ramadhan benar-benar datang tiba-tiba. Tak ada persiapan menyambut tamu mulia yang tiba-tiba ini. Tak ada yang khusus dilakukan dalam puasa nanti, mungkin hanya mengganti jadwal makan di dini hari dan sore itu saja pikir Yanuar.
Yanuar memang sedang mengadu nasib dengan bekerja di sebuah kantor ternama. Apapun ia lakukan untuk kariernya, tak masalah kerjaan seperti apapun ia kerjakan. Dia hanya ingin menjadi sukses dan kaya raya, sehingga saat pulang lebaran nanti ia bisa bangga dan tak memalukan di depan keluarga.

Lamunan Yanuar menjadi kemana-mana, pekerjaan memang sudah usai sekarang. Memasuki bulan ramadhan ini ia ingin lembur sebanyak-banyaknya, ia ingin mendapat uang sebesar-besarnya. Dia ingin bisa membeli banyak hadiah untuk dibagikan ke sanak saudara. Entah ikhlas memberi atau pamer belaka tak masalah baginya.

Hitungan matematika mulai muncul di otaknya. Barang dan harganya sudah terkalkulasi di benaknya. Ia harus segera punya banyak uang, itu solusi di benak Yanuar kali ini. Walau uang rekening di tabungannya sudah banyak, baginya mendapatkan uang yang lebih banyak akan membuatnya nyaman saat lebaran nantu. Tak peduli berapa waktu yang terpakai.

Tiket pulang harus segera dibeli pikir Yanuar sambil membuka kembali google chrome yang sempat ia matikan. Dengan sigap ia mengetik di salah satu web penyedia tiket online untuk membeli tiket pesawat jakarta-surabaya pulang pergi. Siapa tahu harganya masih murah jika dibeli jauh hari.
Di tengah pencarian tiket, tiba-tiba muncul iklan dari salah satu mall ternama di layar monitornya sebut saja iklan ramayana. Kurang lebih bunyinya;

Astaghfirullahaladzim 2x
Kerja lembur bagai kuda, sampai lupa orang tua, oh hati terasa durhaka dan seterusnya...

Tanpa sadar Yanuar meneteskan air mata. Ia jadi ingat ayah dan ibunya di rumah yang menjadi tujuan utamanya bekerja. Diangkatlah hp androidnya serasa menghubungi Ibu di rumah untuk menanyakan kabar. Ia memang lupa menghubungi orang tua karena saking sibuknya ia bekerja. Melihat iklan tadi Yanuar sadar bahwa uang bukan tujuan utama, uang bisa habis atau hilang dimana saja. Entah dipalak preman, entah jatuh di jalan atau ada sebab lainnya.

Ia sadar kembali bahwa tujuan utama adalah membahagiakan orang tua. Sejak itu Yanuar tak lagi berniat mengambil lembur yang tak kenal waktu. Ia fokus berusaha dan segera pulang saat ada kesempatan, tanpa harus menunggu banyak uang atau kaya raya. Baginya bertemu orang tua di rumah ada anugerah yang tak bisa dibeli oleh uang berapapun banyaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Fiksi Islami Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun