Mohon tunggu...
HAMDAN
HAMDAN Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen

Bekerja sebagai Dosen di IAIN Takengon

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berbuat Tulus Tanpa Pamrih adalah Kerugian

8 Juni 2020   22:31 Diperbarui: 8 Juni 2020   22:28 2578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun apakah ada orang yang melakukan suatu perbuatan degan tanpa penggerak dari luar diri yang keluar dari hati nuraninya yang paling bersih,dan dia melakukannya dengan tanpa mengharapkan pamrih,atau dalam bahasa lainnya dia melakukannya tulus dari hati disebabkan oleh keinginan membantu tanpa pamrih,tentunya sangat banyak dan pada dasarnya jika seseorang membantu orang lain dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan apa-apa dipastikan Allah akan memberikan kebaikan yang tidak terkira kepada dirinya dan ini banyak dialami siapa saja tanpa memandang agama seseorang.

Namun sebagai manusia pada prinsipnya sangat menyukai jika amalan yang dilakukannya akan mendapatkan kebaikan dan itu dapat kita  saksikan dimanapun,dan mungkin ada juga berbuat tidak ingin mendapatkan apa-apa(tanpa pamrih=tulus),namun bagi penulis jika berbuat tanpa pamrih meskipun akan mendapatkan kebaikan namun kecil dan sangat merugikan diri sendiri;sedangkan dalam norma agama pun mengijinkan kita untuk melakukan amalan demi mengharapkan ridha Allah,jadi untuk apa kita menyia-nyiakan hidup kita dengan melakukan perbuatan tanpa mengaharapkan imbalan berupa keridhaan Allah.

Dalam kajian keagamaan ketika melakukan perbuatan apa saja apakah berbentuk amalan baik atau pun amalan sunnah,apakah ibadah mahdah maupun ghairu mahdah,ada sebagian berprinsip mengharapkaN surga dan neraka,kedukukan seperti ini meskipun dianggap rendah,namun bukan sesuatu yang tidak beralasan,tetapi ketika berbuat untuk mengharapkan keridhaan Allah itu lebih utama.Kajiaan tentang ikhlas adalah satu kajian yang sangat dalam dan banyak dimuat oleh ulama-ulama dalam kajian akhlak dan tasauf dan bagaimana mengukur diri sendiri dalam memahami dan mengamalkan ikhlas dapat dibaca dari kitab Risalah Qusyairiyyah ketika pengarang buku tersebut Syeh Abul Qasim Abdul Karim Hawazin al-Qusyairi Annaisaburi  mengatakan dengan mengutip pemikiran sufi besar Dzun Nun Al-Mishry yang menjelaskan bahwa ada 3 tanda bahwa sesorang memiliki sifat keikhlasan,pertama:tidak ada perbedaan antara ketika menerima satu pujian dan celaan,kedua:lupa memandang amal perbuatannya didalam amal perbuatannya sendiri,ketiga:lupa menuntut pahala balasan amal perbuatan yang dilakukannya.

Jadi tidak salah jika melakuan perbuatan baik seperti halnya membantu orang lainnya   dengan tulus,dalam tulus dalam arti kita beramal tersebut benar-benar keluar dari hati bersih kita,ini disebabkan hanya orang yang bertakwa yang akan keluar sesuatu yang murni dari hati yang sehatnya namun jika dipahami melakukan perbuatan tersebut tanpa mengharapkan imbalan apa-apa tanpa diembeli dengan keridhaan Allah,maka berbuat dengan ikhlas jauh lebih utama yang merupakan konsep lebih  jelas dalam pandangan agama kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun