Minggu, 26 Januari 2025, saya mulai menulis artikel ini. Entah sampai berapa hari saya menuliskannya.Â
Saya memang tidak menargetkan one day-one article. Kesibukan mencari uang tetap yang terutama. Menulis hanya sekadar untuk menuangkan unek-unek atau keresahan di kepala.
Pagi di hari Minggu, tanggal 26 Januari 2025 ini hujan deras mengguyur. Cuaca menangis. Diri saya juga merasakan kepedihan.
Tak terasa usia hampir menginjak masa renta. Apa yang sudah saya capai selama kehidupan yang fana ini?
Ada yang saya sesali. Ada yang menjadi kebanggaan. Berpadu dalam diri.Â
Saya menuangkan segala pengalaman selagi bisa. Selama hayat masih dikandung badan. Sejauh jari-jari tangan dapat mengetikkan kata per kata di laptop atau ponsel pintar. Semampu tangan menulis di atas kertas dengan bantuan sebuah bolpoin.
Keluhan yang bersifat pribadi hanya saya simpan dalam hati. Saya tidak menumpahkan keresahan kepada siapa pun. Karena saya tidak menemukan satu orang pun yang memahami dan mau mendengarkan, serta mampu memberikan solusi yang saya butuhkan.
Keluarga tidak mengerti, handai tolan tidak memahami. Hanya kepada Tuhan saja saya menumpahkan keluh kesah.Â
Doa menjadi saluran pertama. Tak ada yang mengetahui kalau saya berkomunikasi dengan-Nya setiap saat.
Ketika berada dalam sebuah warung makan, sebelum dan setelah makan siang, saya berdoa dalam hati.
Saat berada di ruang terbuka hijau, saya berdoa.