Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dear Guru SD, Kalau Memberi PR, Tolong Jangan "Membahayakan" Murid

13 November 2020   14:43 Diperbarui: 13 November 2020   18:05 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alur proses melakukan wawancara yang terdapat di LKS siswa - Hal 2 | Dokumentasi Pribadi

Belum lagi kalau ada praduga penjual keliling tersebut "mungkin" ada membawa virus covid-19. Kekhawatiran itu sah-sah saja, karena mereka berada di luar rumah, di jalanan sepanjang hari, jadi kemungkinan itu tentu saja normal, bisa terjadi.

Herannya, saya sempat mendengar perkataan Bu Yuli dari PJJ lewat Zoom pada hari Rabu, tanggal 11 November 2020 tadi. Meskipun tidak terlalu jelas, beliau mengatakan bahwa pandemi covid-19 "terlihat" semakin menurun di Samarinda, sehingga orang tua bisa mengumpulkan semua tugas sebelum ujian semester satu di sekolah.

Saya menanyakan kepada Hendra untuk memastikan pendengaran saya tidak keliru.

"Benar, Pak. Bu Yuli bilang begitu. Kumpulkan semua tugas ke sekolah secepatnya. Semuanya. Supaya dia ada kerjaan di sekolah. Katanya covid-19 sudah menurun. Orang yang terpapar sudah semakin sedikit," Hendra membenarkan perkataan Bu Yuli persis seperti yang saya dengar.

Alangkah berbahayanya kalau berbicara tanpa data! Apakah Bu Yuli bisa memastikan kebenaran informasi perihal penurunan jumlah orang yang terpapar? Apakah informasi itu bisa menggambarkan kalau dengan begitu mewawancarai penjual keliling tadi aman adanya?

Belum lagi dia juga mengatakan "Kumpulkan semua tugas, supaya dia ada kerjaan di sekolah." Memangnya selama ini dia tidak ada kerjaan di sekolah, cuma bersantai saja?


Tugas-tugas yang ingin diberikan hendaknya harus memperhatikan faktor keamanan saat peserta didik mengerjakannya. Mewawancarai orang asing tentu saja tidak aman, baik dari segi kemungkinan hilangnya harta (dan mungkin juga nyawa si anak), atau juga dari segi kesehatan.

Alih-alih orang asing, kenapa tidak mewawancarai ayah, ibu, kakak, paman, bibi, kakek, nenek, atau kerabat keluarga yang terdekat?

Modifikasi dan empati

Jangan memberikan tugas persis seperti di buku. Modifikasikan materi ajar disesuaikan dengan kondisi saat ini. Makanya ada kurikulum darurat untuk menyiasati keadaan belajar saat ini.

Berempati pada kondisi dan kesulitan peserta didik dan orang tua murid. Guru sudah seharusnya "menempatkan diri" pada posisi murid dan orang tuanya.

Jangan sampai gara-gara ingin menuntaskan materi mengakibatkan tumpulnya hati nurani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun