Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menilik Durasi Ideal PJJ lewat Zoom dan Masukan untuk Pemerintah

27 Oktober 2020   18:16 Diperbarui: 27 Oktober 2020   18:19 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aplikasi Zoom(forbes.com via KOMPAS.COM)

Dalam hal ini, saya akui, satu jam tidaklah cukup untuk memberikan penjelasan dan melibatkan peserta didik supaya aktif dalam proses belajar mengajar. Namun, faktor kelelahan, terutama pada peserta didik, harus mendapat pertimbangan.

Untuk apa mengejar ketuntasan materi ajar, tapi di sisi lain mengorbankan hak peserta didik untuk memperoleh proses pendidikan yang menyenangkan?

Belum lagi faktor radiasi karena mata peserta didik terpapar dalam jangka waktu lama di depan layar smartphone juga menjadi sebab kenapa memilih maksimal durasi satu jam tadi.

2. Perlu adanya lesson plan, rencana pelaksanaan pembelajaran yang jelas dan mengacu pada keaktifan peserta didik, bukan pendidik

Saya masih saja melihat kebiasaan guru  dalam menggunakan “metode ceramah” yang sebetulnya tidak tepat guna dalam proses PJJ lewat Zoom ini. Kebanyakan guru kelas murid les saya masih menerapkan sebagian besar waktu PJJ lewat Zoom dengan menjelaskan materi pelajaran.

Setelah itu, membahas soal-soal yang guru berikan kepada peserta didik yang dikerjakan sebelum pertemuan Zoom dimulai. Siswa-siswi membaca soal dan menjawab pertanyaan. Satu per satu peserta didik melakukan.

Setiap hari seperti itu. 

Membosankan? Yah, bisa dibilang begitu. Tidak ada kebaruan. Tidak ada hal yang menantang nalar murid untuk berkreasi dan mengeksplorasi.

Menurut saya, guru perlu memberikan variasi dalam proses belajar mengajar. Jangan selalu menggunakan metode ceramah, menjelaskan materi ajar, membahas soal-soal yang peserta didik sudah kerjakan sebelum pertemuan, lalu memberikan PR.

Guru bisa memberikan selingan dengan kegiatan yang menantang seperti permainan tebak lagu daerah, membaca puisi, membuat pantun, dan lain-lain.

Namun, yang terlebih penting adalah pendidik juga harus mempersiapkan lesson plan, rencana pelaksanaan pembelajaran yang jelas dan mengacu pada keaktifan peserta didik, bukan pendidik.

3. Perlu ada alternatif media lain untuk menjelaskan materi secara lebih terang benderang

Saya melihat, mayoritas murid les saya tidak mencatat penjelasan guru mereka. Kalaupun mereka memegang pulpen dan buku, itu juga karena guru-guru mereka yang menyuruh mereka untuk menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun