Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wahai Para Perempuan, Hati-hati dalam Memilih Calon Suami!

13 Agustus 2020   22:15 Diperbarui: 13 Agustus 2020   22:10 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Kompas.com/Romanno

Saya bisa mengetahuinya, karena saat saya meminta beberapa orangtua murid untuk datang ke sekolah, kebanyakan anak yang bermasalah itu adalah dari keluarga broken home dan kebanyakan masalahnya adalah faktor finansial. Sangat disayangkan, tapi itulah kenyataannya.

Dalam kasus Dina di awal tulisan ini, sebenarnya persis seperti menonton kebanyakan sinetron Indonesia yang ide ceritanya "itu-itu saja". Seorang pria miskin menikah dengan wanita kaya, dengan tujuan meraih kekayaan sang wanita setelah menikah, dengan membalik nama semua akta tanah dan kepemilikan rumah beserta kendaraan bermotor yang dipunyai.

Setelah dikuasai semua harta milik si istri, sang suami 'sengaja' berselingkuh dengan wanita lain dan mempunyai anak dari WIL tersebut, dan diperkuat dengan kondisi istri yang tidak memungkinkan untuk hamil atau punya anak karena usia tua, dan kelanjutan cerita sudah bisa ditebak.

Cerai.

Atau yang lebih parah, cerai mati yang dipilih suami, bukan cerai hidup, karena suami juga "tergiur" oleh asuransi jiwa sang istri.

Mudah-mudahan "kisah sinetron" yang ada di atas cuma ada di dalam sinetron saja. Tidak merambah ke kehidupan nyata. Sejauh ini, saya belum pernah mendapati yang seperti di atas.

Untuk mengetahui motivasi menikahi Anda yang sebenarnya dari calon suami, Anda perlu menjalin komunikasi yang baik dengan doi. Tapi Anda perlu hati-hati. Jangan sepenuhnya mempercayai apa yang doi katakan. 

Saya ingat perkataan dari seorang rekan guru yang saya sudah anggap sebagai "suhu" atau mentor, sebut saja Pak Hendra. 

Beliau mengatakan, "Laki-laki itu lemah di mata, sedangkan perempuan itu lemah di telinga. Makanya, kaum pria kebanyakan jatuhnya di pornografi dan seks bebas, sedangkan kaum wanita kebanyakan terjerumus ke dalam rayuan gombal dan bujuk rayu lelaki hidung belang yang belum kelihatan belangnya saat pacaran, saking pintarnya menyembunyikan belang. Setelah menikah, baru terkuak seluruh belang bontengnya.

"Makanya dikatakan cinta itu buta, namun kalau sudah menikah, tidak cukup hanya bermodalkan cinta, tapi juga logika."

Oleh karena itu, Anda harus hati-hati. Apakah calon suami memang tulus mencintai Anda sepenuh hati atau punya motivasi "ada duit di balik batu"? Bagi Anda, wanita karir yang sudah mapan secara ekonomi atau putri dari keluarga berada, Anda harus ekstra waspada pada modus terselubung yang bernama "harta" tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun