Kemarin pagi, sekitar jam lima, saya pergi ke jalan raya. Ingin berjalan-jalan sedikit, melepaskan kebosanan, setelah hampir sebulan lebih #workfromhome.Â
"Yah, olahraga sedikit."
Begitu pemikiran saya.Â
Saya hanya berjalan-jalan di sekitar rumah. Segar rasanya menghirup udara pagi. Hanya sedikit kendaraan yang berseliweran.
Eeh, tiba-tiba ada pemandangan yang merusak suasana nyaman pagi hari saya. Beberapa ABG berkumpul di tepi jalan, mungkin sekitar enam atau tujuh orang, lengkap dengan "tunggangan" masing-masing, yaitu sepeda motor.Â
Saya perkirakan usia mereka adalah usia anak SMP dan SMA. Saya heran. Apakah orangtua mereka tidak mengatakan supaya tidak berkumpul dulu bersama teman-teman di saat pandemi covid-19? Setelah sahur lagi!Â
Tahun-tahun sebelumnya juga begitu. Entah kenapa, kebiasaan di hari-hari awal puasa, kebanyakan Anak Baru Gede atau ABG ini suka petantang-petenteng, khususnya anak laki-laki, memamerkan keberadaan kelompok mereka yang jauh dari kata keren.Â
Cuma petantang-petenteng? Cuma pamer keberadaan kelompok? Oh, bukan cuma itu.
Saya sudah bisa menebak apa yang mereka akan lakukan selanjutnya.Â
Mengendarai sepeda motor dalam kecepatan tinggi. Adu balap setelah sahur di jalanan sepi. Menampilkan kebisaan diri. Tanpa spion sepeda motor di kanan kiri. Juga minus helm. Mungkin ingin menunjukkan kepada pemirsa kalau kepala mereka lebih keras dari kelapa sewaktu jatuh ke aspal.Â
Baju pun ala kadarnya. Cuma T-shirt, celana pendek, dan sandal jepit. Tidak ada perlengkapan pelindung diri seperti sarung tangan, pelindung siku, pelindung lutut, dan jaket.
Saya tidak tahu siapa saja yang membaca tulisan ini. Saya peruntukan tulisan ini untuk kedua belah pihak yaitu untuk para ABG dan Orangtua.Â