Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

2 Tokoh Ini Layak Menjadi Menteri di Kabinet Baru Jokowi

6 Juli 2019   16:22 Diperbarui: 6 Juli 2019   16:27 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari channel YouTube Najwa Shihab

Sosok ini beberapa kali diundang oleh Najwa Shihab untuk menjadi salah satu pembicara tamu di acara Mata Najwa. Entah sudah berapa kali beliau diundang, tapi saya lebih menyoroti apa yang beliau katakan di acara Mata Najwa pada hari Rabu, 22 Mei 2019, dengan tema "Setelah 22 Mei".

Tanggal 21-22 Mei terjadi kerusuhan yang diperkirakan dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak puas dengan hasil pemilu presiden (pilpres) 2019. Dan kambing hitam ditujukan kepada pendukung 02, karena logikanya, 01 menang. Untuk apa demo dan melakukan kerusuhan kalau menang?

Siapa biang kerusuhan tersebut? 

Kita tunggu saja hasil penyidikan kerusuhan 22 Mei dari pihak kepolisian nanti. 

Secara pribadi, saya tidak mengenal Feri Amsari (FA), Direktur Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas Padang. Dan saya juga tak akan membahas rekam jejak atau track record FA di artikel ini, karena Anda akan dengan mudah mencari informasi lebih lengkap tentang sosok FA di Mbah Google.

Ada tiga poin plus dari FA yang membuat saya salut. 

1) Memuji Prabowo

Di saat banyak orang menyudutkan Prabowo atas kerusuhan yang terjadi pada 21 - 22 Mei, FA justru memberikan closing statement, pernyataan penutup yang membangun, menyejukkan dengan memuji Prabowo. 

Kalimat beliau menunjukkan hal tersebut. 

"Saya tidak sedang mengkritisi Pak Prabowo. Saya sedang memuji Pak Prabowo. Saya ingin mengatakan bahwa Pak Prabowo hari ini satu-satunya orang yang bisa menghentikan keributan ini. Bukan presiden."

Memulai dengan kalimat-kalimat yang tepat dan di waktu yang pas merupakan hal yang jarang ditemui. Dan, apa yang diperkatakan merupakan gambaran diri, karakter diri. Saya percaya, FA sungguh murni, tulus mengucapkan "memuji Prabowo", bukan lip service.

2) Sistematika pemikiran yang runtut dengan kalimat yang mudah dimengerti

Banyak politisi yang bicara ngalor ngidul tanjung kimpul, muter, bulet, gak jelas. Memakai kata-kata asing, yang banyak rakyat tak tahu apa maknanya, dan saya juga meragukan si politisi paham apa makna kata yang dia gunakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun