Menghadapi masa depan memang tak mudah. Menentukan karir memang tidak segampang membalikkan telapak tangan. Memilih antara bekerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dalam hal ini perguruan tinggi, adalah kemerdekaan pribadi lepas pribadi.
"Aku mau kerja saja. Orangtua tidak mampu membiayai kuliah."
"Ingin jadi dokter. Cita-cita sejak kecil."
"Masuk Fakultas Ekonomi. Ikut teman."
Berbagai alasan berseliweran. Sah-sah saja. Namun, bagi Anda yang ingin berkuliah, jangan ingin masuk fakultas tertentu karena ikut-ikutan teman atau karena tidak ada pilihan lain.
Salah memilih jurusan bisa menyesal di kemudian hari. Bukan hanya dana dan tenaga, waktu jadi terbuang percuma. Waktu tidak akan bisa dikembalikan. Tenaga yang dikeluarkan dengan maksimal, seakan jadi sia-sia. Dana, meskipun bisa diperoleh lagi, ganti yang sudah keluar, jadi terlihat mubazir.
Jadi, pilihlah jurusan sesuai dengan minat.
Baca Juga:Â Prodi PGSD Dulu Sia-sia, Kini Dipuja
Apakah bertujuan untuk menakut-nakuti?
Mungkin Anda semua mengira, artikel ini menakut-nakuti supaya Anda tidak memilih Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD). Kalau Anda berpikir seperti itu, Anda keliru. Justru sebaliknya.
Saya menulis artikel ini untuk mempersiapkan mental calon mahasiswa, baik yang belum maupun yang sudah menentukan pilihan, supaya mereka mempunyai mental yang kuat, bukan saja selama dalam perkuliahan, tapi juga sewaktu memasuki "medan pertempuran" yang sebenarnya.
Saya ingin memaparkan sedikitnya tiga "tidak" yang harus dihilangkan, supaya kalau masih bingung mau masuk PGSD atau tidak; atau sudah menjadi mahasiswa PGSD, diri sendiri sudah mempersiapkan mental yang kuat, sehingga waktu lulus dan meraih gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, tidak memperlihatkan hasil yang mengecewakan.