Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa yang Prabowo Sudah Kerjakan Sehingga Dia Layak dan Pantas Menjadi Presiden Mendatang?

12 Oktober 2018   20:32 Diperbarui: 12 Oktober 2018   21:04 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : pinterpolitik.com

"Kita butuh penyegaran, Pak."

Kadang-kadang jengkel juga mendengar pendapat orang-orang yang berpikiran dangkal seperti ini. Terlalu banyak menonton tv, dan kurang atau tidak suka membaca buku, majalah atau surat kabar.

Menerima hanya satu sisi saja, tapi tidak bisa menganalisa apa yang ditonton dan didengar dengan baik.

"Saya sudah nanya orang-orang di pasar. Mereka bilang, mereka akan pilih Prabowo. Saya bilang top. "Penyegaran," kata mereka," Surono (bukan nama sebenarnya), salah satu rekan guru, yang mengatakan seperti itu.

Berpendapat sih boleh-boleh saja. Ber-opini sih sah-sah saja, namun tetap harus menggunakan akal sehat, logika, fakta. Jangan mengandalkan emosi atau perasaan.

"Asal bukan Jokowi. Kasih Prabowo kesempatan," Surono bersikeras.

"Berarti Bapak tidak punya alasan yang kuat kenapa memilih Prabowo."

Surono diam.

"Oke, seandainya ada yang nanya ke bapak kenapa bapak memilih Prabowo, apa jawaban bapak? Apa yang Prabowo sudah kerjakan sehingga dia layak dan pantas menjadi presiden mendatang?"

"Pokoknya, Prabowo layak dan pantas jadi presiden mendatang."

"Itu saja alasannya?"

"Ya, itu saja."

Ala, Ala ^_^.

Alasan ngeles tingkat dewa.

Kalau sudah bilang 'pokoknya', siapa pun dia sudah tidak punya argumen yang kuat dan menganggap kalau dengan mengatakan 'pokoknya' berarti si lawan bicara kalah.

Padahal kenyataannya adalah sebaliknya.

Surono sudah kalah menyatakan argumennya.

Kurangnya kecerdasan politik

Menurut saya, kecerdasan akan dunia politik sekarang ini tidak dipunyai oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.

Dan kebanyakan disebabkan oleh lebih percayanya orang kita pada figur-figur kinclong di layar kaca televisi, daripada membaca dengan cermat di surat kabar atau media online terpercaya.

Lebih suka menonton tv daripada membaca buku.

Akibat yang nyata adalah tiadanya pola pikir yang runtut dan rasional dalam menentukan suatu pilihan. Yang ada, malahan memilih secara emosional, tanpa pertimbangan matang, tanpa alur alasan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Janganlah terlalu percaya seratus persen akan 'bersihnya' seseorang, apalagi kalau itu calon presiden yang akan dipilih untuk memimpin negara lima tahun ke depan.

Faktor-faktor yang Menjadikan Sosok Figur Layak Jadi Presiden

Menurut saya, ada tiga faktor yang Anda bisa jadikan rujukan untuk menjatuhkan pilihan bahwa Sang Tokoh layak jadi Presiden.

Faktor #1 - Latar Belakang Keluarga Sang Sosok

Nah, bicara soal ini, mungkin merupakan suatu dasar bagi kita untuk menilai apakah sosok calon presiden mendatang layak memimpin negara atau tidak.

Bagaimana dengan latar belakang capres, terutama keluarga?

Tentu saja, bukan salah sang capres kalau lahir dari keluarga miskin, karena kita tidak bisa memilih dari keluarga mana kita berasal. "Bukan salahmu lahir miskin, tetapi jika kamu meninggal dalam keadaan miskin, itu kesalahanmu." Kata-kata bijak dari Bill Gates ini menunjukkan kalau kita yang menentukan nasib kita, bukan orangtua kita.

Namun, keluarga yang dibahas di sini adalah keluarga sang capres, dimana dia (entah sebagai suami atau istri), pasangannya (entah istri atau suami), dan anak-anak, berada dalam suatu institusi terkecil bernama keluarga.

Bagaimana sang capres membina keluarga?

Bagaimana sang capres mendidik anak-anaknya?

Dua pertanyaan di atas adalah beberapa indikator yang bisa menunjukkan apakah sang capres kredibel atau tidak dalam memimpin institusi terkecil di dunia, yaitu keluarga.

Apabila ada perceraian, tentu saja banyak orang akan meragukan kemampuan sang capres.

"Mengurus keluarga saja nggak becus, apalagi mengurus negara yang kompleks."

Apabila institusi yang terkecil gagal dikelola, mengelola negara yang kesulitannya lebih besar kemungkinan akan gagal juga.

Faktor #2 - Latar Belakang Karier Sang Capres

Tentu, berkarya dalam hidup itu pasti adanya. Karier dalam hidup dijalani sampai Tuhan memanggil pulang.

Nah, bicara tentang karier, bagaimana dengan track record atau rekam jejak sang capres?

Apakah ada 'noda hitam' dalam karier sang capres?

Apakah sang capres pernah tersangkut kasus korupsi atau narkoba?

Hal-hal yang mencoreng martabat dan kredibilitas sang capres bisa menurunkan kepercayaan masyarakat akan kemampuan sang capres tersebut.

Prestasi seabrek apa pun akan sirna seketika kalau ada setitik arang hitam yang mencoreng.

Faktor #3 - Tindakan-tindakan Sang Capres untuk Bangsa dan Negara

Budaya lisan sudah terlalu mengakar di bangsa ini sehingga omdo - omong doang - lebih dominan daripada tindakan nyata.

Terlalu banyak masyarakat awam yang terlihat 'cerdas' menyuarakan aspirasi, padahal sebenarnya mereka buta akan politik, buta terhadap sosok sang capres.

Sang capres dipandang sebagai sosok sempurna tanpa cela.

Apakah benar seperti itu?

Bagaimana dengan tindakan-tindakan sang capres sebelum mencalonkan diri?

Apakah tindakan-tindakan sang capres bermanfaat bagi bangsa dan negara atau malah merusak dan memecah belah?

Sudah berapa lama sang capres memberikan sumbangsih untuk bangsa dan negara?

Segala hal yang berkaitan dengan pemikiran juga perlu dipertimbangkan.

Misalnya, menuangkan pemikiran dalam bentuk buku, artikel di media massa atau online, dan lain sebagainya.

Dari kiprah sang capres, baik lewat tutur kata atau tulis maupun tindakan nyata, kita bisa melihat apakah sang capres layak menjadi presiden untuk memimpin negara ini atau tidak.

* * *

Kembali ke judul yaitu 'Apa yang Prabowo sudah kerjakan sehingga dia layak dan pantas menjadi Presiden mendatang?'

Dengan adanya tiga faktor pertimbangan layak tidaknya Prabowo menjadi presiden mendatang, Anda semua sudah bisa menilai apakah Prabowo memenuhi tiga kriteria di atas atau tidak.

Anda tidak setuju dengan tiga faktor di atas dan punya penilaian sendiri dalam menentukan layak tidaknya Prabowo menjadi presiden?

Itu hak Anda.

Alangkah lebih baik jika diutarakan, tuangkan, jabarkan faktor-faktor versi Anda yang menyebutkan kenapa Prabowo sangat pantas jadi presiden, daripada hanya bisa berkoar-koar dengan kata-kata lisan, seperti :

"Asal bukan Jokowi."

"Pokoknya sekali Prabowo tetap Prabowo."

"Perlu penyegaran."

Dan ungkapan-ungkapan konyol tak berdasar dan tak berlandaskan fakta, tapi emosi belaka.

Ingat, salah memilih Presiden akan menyesal untuk lima tahun berjalan nanti.

'Tentukan pilihan dengan pikiran yang jernih'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun