Mohon tunggu...
Halima Maysaroh
Halima Maysaroh Mohon Tunggu... Guru - PNS at SMP PGRI Mako

Halima Maysaroh, S. Pd., Gr. IG/Threads: @hamays_official. Pseudonym: Ha Mays. The writer of Ekamatra Sajak, Asmaraloka Biru, Sang Kala, Priangga, Prima, Suaka Margacinta, Bhinneka Asa, Suryakanta Pulau Buru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalk Akun Media Sosial untuk Background Checking, Silakan!

9 September 2023   13:51 Diperbarui: 9 September 2023   13:53 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi akun media sosial (dokumentasi pribadi)

Jika dikulik informasi, siapakah yang lebih jujur? Curiculum Vitae (CV)? Hasil interview? Atau sosial media tempat mengabadikan momentum? Semua bisa saja menunjukkan kejujuran. Semuanya dapat dijadikan pertimbangan untuk mengetahui background seseorang.

Beredar di sosial media sebuah pernyataan bahwa pelamar kerja perlu mencantumkan akun sosial media, yang ternyata akan di-stalked oleh HRD untuk dijadikan pertimbangan. Jadi, akun sosial media dijadikan referensi pendukung CV dan wawancara.

Etiskah penelusuran profil orang lain di sosial media? Etis dan sah-sah saja. Semua yang diunggah di sosial media secara publik oleh seseorang, itu artinya sudah menjadi hak publik untuk dikonsumsi/dilihat dan ditelusuri. Jika tidak ingin menjadi konsumsi publik, jangan diunggah atau disetting privasi. Toh, secara sadar atau pun tidak, dengan berbagai kebutuhan hampir semua orang pernah berseluncur di akun sosial media orang lain untuk menilik kegiatan yang diunggahnya. Orang tersebut biasanya disebut stalker.

Personal branding di sosial media

Macam-macam fungsi sosial media bagi masyarakat. Ada yang menjadikannya ruang curhat dengan seluruh keluh kesahnya. Ada pula yang menjadikan sosial media sebagai ruang pencitraan. Menggunakan sosial media untuk berniaga juga marak di era abad 21 ini. Ada juga yang menjadikan akunnya sebagai media yang mengunggah konten-konten edukasi. Yang dianggap paling keren adalah menjadi seleb/influencer di sosial media seperti selebgram, tiktoker dan lain-lain.

Secara pribadi saya sendiri menjadikan sosial media sebagai personal branding tetapi dengan random post. Untuk feed Instagram sendiri isinya random dan tidak memiliki niche. Beberapa video yang saya unggah berkaitan dengan profesi sebagai guru, tentang penulis, atau video dengan back sound lagu-lagu yang viral, beberapa juga mengunggah pencapaian.

Tetapi untuk bio dan highlight di Instagram benar-benar saya susun serapi mungkin (tidak random). Di bagian bio sungguh saya buat untuk personal branding. Dicantumkan dari lulusan mana, alumni training apa, profesinya apa dan lain-lain yang menunjang background.

Di bagian highlight telah dipilah-pilah, terdapat sorotan pencapaian yang berisi sertifikat, sorotan berikutnya berisi beberapa kali saya menjadi pembicara, sorotan yang paling baru itu tentang travel story, sorotan berikutnya ada tentang buku yang pernah saya tulis, ada juga sorotan tulisan-tulisan saya yang pernah diunggah di media massa, yang paling sering saya update adalah sorotan dengan nama "Kompasiana". Di sorotan itulah saya simpan beberapa tautan artikel yang masuk sebagai artikel utama di Kompasiana ini.

Mengapa saya mencantumkan itu semua? Apakah Untuk flexing? Tentu bukan, sebab saya pernah merasakan benefit dari personal branding di sosial media. Beberapa kali melamar event yang meminta username sosial media, dan saya merasa akun saya ditelusuri. Jika ingin stalk akun sosial media saya, ya silakan saja.

Akun sosial media di-Stalked dan lolos seleksi suatu event

Beberapa kali saya melamar training event dan kegiatan lainnya yang di formulir pendaftarannya meminta untuk mencantumkan akun sosial media. Awalnya saya tidak begitu menyadari bahwa username tersebut akan ditelusuri.

Hingga pada November 2018 lalu, saya melamar suatu teacher training yang diselenggarakan oleh Regional English Language Office (RELO), US Embassy, event keren dari kedutaan Amerika Serikat. Dalam formulir pendaftarannya, selain mengisi esai, diminta untuk mencantumkan akun sosial media juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun