Mohon tunggu...
Hamas Syahid
Hamas Syahid Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang Berfokus Pada Studi Logistik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Desain Organisasi, dan Ukuran Keberhasilan untuk Meningkatkan Efektifitas Perusahaan Logistik

13 Juni 2025   20:56 Diperbarui: 13 Juni 2025   20:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika organisasi ingin bertahan dan berkembang dalam persaingan yang semakin kompleks, mereka perlu memiliki arah strategis yang jelas, struktur organisasi yang mendukung, serta tolak ukur keberhasilan yang tepat. Hal ini menjadi sangat penting dalam perusahaan sektor logistik, yang bergantung pada kecepatan, efisiensi, serta kemampuan adaptabilitas. Artikel ini mengupas bagaimana strategi, desain organisasi, dan efektivitas saling berkaitan, dengan merujuk pada teori Richard L. Daft, serta model dari Michael Porter, Kaplan & Norton, dan Miles & Snow.

1. Strategi: Menentukan Arah dan Keunggulan

Strategi adalah penentu arah organisasi dan bagaimana perusahaan akan mencapai tujuannya. Richard Daft membagi strategi ke dalam beberapa tipe berdasarkan teori Porter dan Miles & Snow:

  • Strategi Diferensiasi: Perusahaan menonjolkan layanan unik, seperti pelacakan real time atau layanan prioritas. Cocok bagi logistik e-commerce seperti JNE YES atau AnterAja Sameday.
  • Strategi Biaya Rendah: Efisiensi menjadi prioritas, seperti dilakukan Lion Parcel dengan tarif pengiriman yang terjangkau.
  • Strategi Fokus: Menargetkan segmen pasar tertentu, misalnya Tiki Froozy fokus untuk layanan pengiriman makanan beku.

Dalam tipologi Miles & Snow, perusahaan logistik juga bisa diklasifikasikan sebagai:

  • Prospector: Inovatif dan eksploratif, misalnya perusahaan Shipper yang menerapkan sistem logistik digital terintegrasi.
  • Defender: Stabil, menjaga efisiensi dalam wilayah pasar yang mapan.
  • Analyzer: Kombinasi antara efisiensi dan inovasi.
  • Reactor: Tidak memiliki arah strategis yang jelas, ini berbahaya dalam jangka panjang.

Pada kenyataan nya banyak perusahaan yang menggunakan klasifikasi lebih dari satu. Contoh nya adalah  J&T Express yang menggabungkan efisiensi operasional (defender) dengan pengembangan teknologi dan perluasan pasar (prospector), menjadikannya sebagai perusahaan analyzer yang kuat dalam e-commerce logistics


2. Desain Organisasi: Struktur yang Mendukung Strategi

Desain organisasi bukan sekadar bagan struktur, tetai juga menggambarkan bagaimana struktur, proses, dan sumber daya disusun untuk mendukung pencapaian strategi. Daft (2016) menekankan bahwa desain harus disesuaikan dengan strategi agar tujuan tercapai secara efektif.

Menurut Daft, desain organisasi yang ideal bergantung pada strategi yang dipilih. Ada 3 strategi desain organisasi yang disampaikan oleh Daft:

  • Strategi efisiensi membutuhkan struktur terpusat, SOP yang ketat, dan sistem kontrol yang kuat.
  • Strategi inovasi memerlukan struktur fleksibel, tim lintas fungsi, dan budaya eksperimen.
  • Strategi campuran (analyzer) kombinasi sistem efisiensi dan ruang inovasi.

Misalnya, perusahaan seperti SiCepat Ekspres mendesain operasionalnya dengan sistem otomasi di warehouse namun tetap adaptif terhadap layanan digital dan ekspansi pasar.

3. Efektivitas Organisasi: Mengukur Keberhasilan

Efektivitas organisasi merupakan ukuran seberapa baik organisasi mencapai tujuannya. Robert Kaplan dan David Norton (1996) memperkenalkan konsep Balanced Scorecard sebagai pendekatan komprehensif yang melampaui pengukuran keuangan semata. Model ini mencakup empat perspektif:

  • Perspektif Keuangan: Apakah strategi organisasi menghasilkan peningkatan profit dan efisiensi biaya.
  • Perspektif Pelanggan: Sejauh mana pelanggan puas dan loyal terhadap layanan organisasi.
  • Perspektif Proses Bisnis Internal: Mengukur efisiensi internal, kohesi tim, dan budaya kerja.
  • Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Kemampuan organisasi dalam berinovasi dan mengembangkan SDM.

Kaplan dan Norton menyatakan bahwa perusahaan perlu mengukur dan mengelola semua perspektif ini secara seimbang untuk mencapai keunggulan jangka panjang. Pendekatan ini telah digunakan oleh banyak perusahaan logistik besar seperti DHL dan FedEx dalam menganalisis performa strategis mereka.

Selain itu, menurut Henry Mintzberg (1994), efektivitas juga dipengaruhi oleh kemampuan organisasi dalam menyesuaikan strategi terhadap dinamika lingkungan yang berubah. Ia menekankan pentingnya pembelajaran organisasi dan fleksibilitas struktural dalam menghadapi ketidakpastian.

Kesimpulan

Strategi, desain organisasi, dan efektivitas bukanlah konsep yang berdiri sendiri, melainkan satu kesatuan sistemik. Perusahaan logistik yang ingin unggul harus mampu merancang strategi yang relevan, menyusun struktur organisasi yang mendukung, serta memiliki sistem pengukuran efektivitas yang seimbang dan relevan. Kerangka dari Daft, Porter, Miles & Snow, serta Kaplan & Norton menunjukkan bahwa keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh keselarasan antara arah, struktur, dan evaluasi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun