Mohon tunggu...
Halya Hanuna Kirana
Halya Hanuna Kirana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Halya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Nilai Personal dan Nilai Profesionalisme pada Kualitas Layanan Keperawatan

16 Desember 2021   12:28 Diperbarui: 16 Desember 2021   12:58 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perawat adalah profesi mulia yang mengabdikan dirinya untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien tanpa lelah. Perawat berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang maksimal kepada semua pasiennya untuk menunjang proses kesembuhan pasien. Perawat yang profesional akan menerapkan nilai-nilai profesionalisme keperawatan secara optimal. Di Indonesia, penerapan nilai profesionalisme keperawatan masih belum maksimal, sehingga dapat mempengaruhi kualitas layanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Apabila kualitas layanan keperawatan yang diberikan buruk, maka akan berpengaruh kepada tingkat kepuasan klien. 

Berdasarkan penelitian Partinah dan Trijono (2016) di Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi, mengenai jumlah perawat yang profesional dan tidak profesionalisme di RSUD Bekasi, menunjukkan bahwa dari 30 orang, ada 14 perawat atau 46,7% yang dikategorikan sebagai perawat kurang profesional. Dari penelitian tersebut, diketahui bahwa penerapan nilai profesionalisme belum tercapai secara maksimal. Dengan jumlah perawat yang kurang profesional dicemaskan kualitas keperawatan yang diberikan pada pasien akan terpengaruhi. Perawat yang kurang profesional akan memberikan dampak buruk bagi pasien maupun perawat itu sendiri. Melalui fakta ini, kita mengetahui bahwa penerapan nilai profesional bagi perawat sangat penting untuk diterapkan. Mengingat pentingnya bahasan nilai profesional, penulis akan menguraikan menganai konsep dasar nilai, proses pembentukan nilai pada individu, nilai profesionalisme keperawatan, dan pengaruh nilai profesionalisme terhadap nilai profesionalisme pada perawat.

Nilai adalah sebuah konsep yang dipegang teguh oleh individu, yang dijadikan pedoman, sehingga dapat mengarahkan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Menurut Sukitman (2016), nilai berkaitan erat dengan individu dan perlu dijaga sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki ciri khas daripada mahluk lain. Setiap individu memiliki nilai yang berbeda dan nilai tersebutlah yang menjadikan setiap individu itu unik. Nilai yang melekat pada individu mengatur bagaimana manusia itu hidup. Tanpa nilai, hidup seseorang akan terombang-ambing layaknya di tengah laut yang luas. Nilai dapat kita ilustrasikan sebagai jangkar, yang membuat seseorang kuat saat dihadang kesulitan dari berbagai arah (Simbolon,2020).

Membahas mengenai nilai, kita perlu memahami pengertian nilai personal. Nilai personal adalah nilai yang dimiliki seseorang yang dapat mengarahkan dirinya dalam kehidupan. Nilai personal dari individu terbentuk karena sejumlah faktor. Menurut Gamage et al., (2021), nilai seseorang terbentuk karena dipengaruhi oleh faktor pendidikan, budaya, pengalaman, observasi dan banyak faktor lainnya. Menurut Blais (2010) dalam Akram Parandeh, et al (2015), nilai-nilai yang dianut seseorang terbentuk dan berkembang dipengaruhi oleh keluarga, kebudayaan, lingkungan, masyarakat, suku, dan spiritual. Seseorang mengenal nilai sejak masa kecil dan akan terus berkembang hingga akhir hayat. Nilai-nilai tersebut akan diinternalisasi oleh individu dengan menyusun nilai mana yang lebih penting. Singkatnya, nilai-nilai personal dipengaruhi oleh lingkungan sosial, keluarga, kepercayaan, kebudayaan, dan tradisi seseorang.

Setelah mengetahui apa itu nilai personal, konsep nilai profesionalisme keperawatan juga penting untuk dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan profesi perawat. Profesionalisme adalah komitmen seseorang untuk menjaga kepentingan dan kesejahteraan sebagai individu yang dipercaya untuk merawat klien (Taylor, et al., 2011). Nilai yang dipegang teguh oleh suatu profesi, dengan tujuan untuk memaksimalkan profesi yang dijalaninya dapat diartikan sebagai nilai profesionalisme. Selain itu, nilai profesional perawat bisa diartikan sebagai nilai-nilai yang diperoleh perawat saat terjun dan mengabdi di bidang keperawatan. Ada tujuh nilai profesionalisme keperawatan, yaitu altruisme, martabat manusia, keadilan, keindahan, kesetaraan, kebebasan, dan kebenaran (Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020).  

Nilai yang pertama adalah altruisme, yaitu suatu sikap yang rela menolong tanpa mengharapkan apapun (Taylor et al., 2011). Altruisme juga dapat diartikan sebagai karakter seseorang yang murah hati dan ikhlas demi kepentingan orang lain, meskipun harus mengorbankan dirinya (Kuntarti et al., 2020). Altruisme dalam pemberian asuhan keperawatan dapat memaksimalkan kesembuhan pasien dan memberikan kepuasan pada pasien (Kuntarti et al., 2020). Contoh altruisme adalah empati dan caring pada pasien. Empati adalah kemampuan seseorang untuk memasuki pikiran dan perasaan orang lain (Stuart, 2013). Misalnya ketika pasien sedang bersedih karena dihadapkan oleh suatu masalah, kita bisa membantunya dengan mendengarkan ceritanya dan memberikan solusi-solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, penerapan dari altruisme ini adalah dengan caring terhadap orang lain. Sebagai perawat, caring adalah bagian dari kepribadian dirinya. Caring sebagai kepribadian adalah karakter dan tingkah laku yang solid dalam jangka waktu panjang, mencakup keunikan seseorang, seperti minat, konsep diri, nilai yang dianut, dorongan, kapasitas diri, emosi, dan sifat dominan dalam menghadapi keadaan (Kuntarti et al., 2020). Perawat dapat menyapa klien saat hendak memberikan tindakan intervensi, berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari klien, dan melayani pasien dengan sepenuh hati.

Nilai kedua adalah kebebasan, yaitu kebebasan perawat untuk memberikan pendapatnya selama bekerja, dengan memperhatikan prinsip dan kode etik keperawatan (Utami et al., 2016). Penerapan nilai kebebasan ini adalah ketika perawat tidak memahami instruksi dari kepala ruangan, maka perawat boleh bertanya. Contoh lainnya adalah ketika perawat hendak mendelegasikan tugas untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien, perawat harus memperhatikan apakah orang yang didelegasikan kompeten atau tidak. 

Nilai ketiga adalah martabat manusia (human dignity). Arti dari martabat manusia ini adalah sikap menghormati nilai dan karakteristik manusia yang unik pada suatu individu maupun dalam populasi (American Association College of Nursing, 2008). Menghargai klien, keluarga, teman sejawat, dan masyarakat adalah penerapan dari nilai martabat manusia. Contoh lain dari nilai martabat manusia yang diterapkan oleh perawat adalah menjaga kerahasiaan dari pasien dan melibatkan pasien dalam merancang asuhan yang akan diberikan (Berman et al., 2016).  

Nilai keempat adalah kesetaraan. Nilai ini menekankan bahwa perawat memiliki hak dan kedudukan yang setara dengan sejawat maupun dengan tenaga kesehatan lain (Utami et al., 2016). Penerapan yang harus dilakukan perawat adalah tidak mendiskriminasi pasien dan dengan tulus hati ketika memperbaiki asuhan keperawatan. Kesetaraan kepada semua pasien, akan meningkatkan kepercayaan para pasien kepada perawat.

 Nilai kelima adalah keadilan (justice). Keadilan menekankan bahwa perawat dalam memberikan asuhan keperawatan tidak membeda-bedakan berdasarkan kategori tertentu (Utami et al., 2016). Membedakan pasien berdasarkan strata sosial, kepercayaan, suku, dan kategori tertentu adalah bentuk penyimpangan dari penerapan nilai profesional keadilan. Ketidakadilan sosial kepada individu atau kelompok orang  dapat melanggar hak asasi manusia dan dalam pelayanan kesehatan melanggar hak pasien. Contohnya adalah perawat memberikan pelayanan keperawatan secara adil kepada klien tanpa membedakan atau mendiskrimisnasi pasien, melakukan intervensi  pada setiap klien sesuai dengan standar keperawatan yang ada, serta menghormati orang lain yang bersifat unik dan holistik.

Nilai keenam adalah keindahan. Nilai ini menekankan bahwa perawat yang profesional harus memberikan rasa puas pada pasien melalui menghormati klien, kreatif, sensitivitas, peduli, dan inovatif dalam pelayanan keperawatan yang diberikan (Utami et al., 2016). Perawat bisa menerapkan nilai keindahan ini dengan memiliki kreativitas dan sensitivitas saat memberikan asuhan keperawatan. Misalnya seperti selalu memperhatikan kebersihan dan keteraturan tempat tidur pasien dan selalu merapihkan semua alat dan obat-obatan setalah memberikan intervensi keperawatan. Kerapihan penampilan perawat juga merupakan salah satu penerapan dari nilai keindahan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun