Mohon tunggu...
Muhammad Halim Yakubi
Muhammad Halim Yakubi Mohon Tunggu... Finance Analyst

Public finance analyst. Interested in treasury systems, budget transparency, and faster government payments.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Awasi Sebebasnya, Akses Semua Data, Tapi Jangan Ganggu Kami Bekerja

3 Oktober 2025   15:00 Diperbarui: 3 Oktober 2025   14:21 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses pengawasan yang menyita waktu kerja 

5. Ego Pengawas: Mencari Temuan agar Dianggap Bekerja

Ada pula masalah insentif psikologis. Sebagian pengawas merasa buruk citranya bila tidak menemukan kesalahan. Akibatnya, mereka mencari-cari celah kecil agar ada "produk temuan". Padahal, temuan yang dipaksakan tidak memberi nilai tambah dan hanya merusak suasana kerja. W. Edwards Deming, pelopor manajemen kualitas, pernah berkata: "The aim of supervision should be to help people and machines do a better job." Artinya, pengawasan seharusnya membuat orang bekerja lebih baik, bukan sekadar menghasilkan laporan penuh kesalahan.

6. Lemahnya Hukuman, Ribetnya Pengawasan

Ironisnya, pada sisi lain, ketika pengawas benar-benar menemukan pelanggaran serius---korupsi, manipulasi laporan, atau penyelewengan---hukuman yang diberikan justru sering lemah. Kita jadi punya dua masalah: pengawasan ribet pada hal-hal kecil, tapi lembek ketika menghadapi kecurangan besar. Di sinilah esensi penegakan hukum harus diperkuat. Pengawasan tidak boleh berhenti pada administrasi. Ia harus diikuti dengan tindak lanjut yang jelas, konsisten, dan tegas. Tanpa hukuman yang setimpal, pengawasan hanya akan jadi ritual tanpa makna.

Menuju Pengawasan yang Sehat

Agar pengawasan benar-benar membantu, ada beberapa prinsip sederhana:

  • Silent but strong: hadir tanpa mengganggu pekerjaan inti.
  • Data-driven: gunakan akses data real-time, bukan dokumen manual.
  • Substantive understanding: pahami substansi dan konteks, bukan sekadar teks aturan.
  • Constructive, not destructive: temuan diarahkan untuk perbaikan, bukan sekadar menonjolkan kesalahan.
  • Firm on fraud: tegas pada manipulasi dan korupsi, bukan pada kesalahan kecil yang tidak substansial.

Penutup

Pengawasan tetap penting. Tanpa pengawasan, penyimpangan mudah tumbuh. Tetapi pengawasan yang terlalu ribet justru menghambat organisasi dalam menghasilkan output yang seharusnya bermanfaat bagi publik. Seorang pengawas yang bijak bukanlah yang sibuk mencari kesalahan kecil, melainkan yang berfokus memperbaiki sistem. John Wooden, pelatih basket legendaris, pernah berkata: "A good coach can change a game. A great coach can change a life." Sama halnya dengan pengawasan yang baik sekadar menemukan kesalahan, tapi yang hebat mampu mengubah sistem agar lebih efisien, adil, dan bermanfaat. Kalau pengawasan bisa diarahkan ke sana, kita tidak hanya menjaga akuntabilitas, tetapi juga memastikan organisasi tetap produktif, layanan publik lancar, dan masyarakat benar-benar mendapatkan manfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun