Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hilangkan Kebencian Selama Masa Kampanye

23 September 2018   04:25 Diperbarui: 23 September 2018   04:42 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Kebencian - hurun.desa.id

Setelah pasangan capres dan cawapres yang akan memperebutkan kursi pada pemilu 2019 mendapatkan nomor urut, tahap selanjutnya adalah kampanye. Pada masa inilah umumnya berbagai cara dilakukan oleh paslon, timses, dan partai pendukung, untuk bisa mendapatkan simpati dan dukungan publik. Tak jarang berbagai cara coba dilakukan, untuk bisa memenangkan pertarungan politik. 

Jokowi dan Prabowo adalah kali kedua bertarung dalam pilpres. Publik berharap dalam pertarungan kali ini, masyarakat bisa bebas memilih tanpa ada intervensi dari pihak manapun.

Tak dipungkiri, berbagai kekhawatiran akan muncul selama masa kampanye hingga masa tenang. Mulai praktek jual beli suara, hingga penyebaran kebencian yang begitu masif. Kenapa kebencian seringkali dipakai? Karena hal ini dianggap efektif untuk menjatuhkan elektabilitas pasangan calon. Kebencian juga bisa dimaksudkan untuk memecah belah dukungan masyarakat. 

Masyarakat yang sudah terprovokasi kebencian, bisa dengan mudah memprovokasi yang lainnya agar bisa memilih paslon yang didukung. Kondisi ini umumnya akan diselipi sentimen SARA, agar bisa lebih cepat bekerja. Padahal, dampak dari penyebaran kebencian ini adalah masyarakat akan saling berseteru, dan berpotensi memunculkan konflik dalam skala yang lebih luas.

Dalam perhelatan politik, semestinya harus didorong untuk mengeksplore ide dan gagasan. Hal ini dimaksudkan agar dalam masa kampanye ini, akan ada proses dialektika bersama. Sehingga pesta demokrasi akan bisa melahirkan pemimpin yang benar-benar dikehendaki oleh rakyat. 

Masyarakat diharapkan juga menjadi pemilih yang aktif. Masyarakat harus bisa mendorong para paslon, untuk bisa memberikan visi dan misinya, untuk dijadikan dasar dalam menentukan pilihan. Begitu juga dengan pasangan calon, juga harus bisa mengimplementasikan ide dan gagasannya itu, dalam program kerja lima tahun kedepan.

Sebelum memasuki kampanye, dunia maya sudah ramai memperbincangkan tentang politik nasional. Berbagai akun baru bermunculan. Ada yang membawa gagasan baru, tapi tak jarang justru membawa api kebencian. Provokasi bernada SARA sudah mulai terlihat meski belum sepenuhnya muncul. Apakah semuanya itu akan muncul setelah resmi memasuki masa kampanye? 

Hal itu bisa saja terjadi. Namun tentu publik berharap sebaliknya. Masa kampanye harus dijadikan momentum untuk merangkul keberagaman dan menebar bibit perdamaian. Tentu saja hal itu juga harus diimbangi dengan saling adu gagasan. 

Untuk itulah, sebagai generasi milenial yang cerdas dan aktif, mari kita dorong diskusi selama masa kampanye ke arah yang lebih santun dan positif.

Diskusi positif yang tetap mengedepankan keberagaman, akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan saling menebar kebencian dan caci maki. Mari kita belajar dari pilkada yang telah lalu. Saling benci dan caci maki, justru akan membakar api permusuhan. Dan yang paling dirugikan dari semua itu adalah masyarakat. Para elit mungkin saja bisa lupa, karena orientasinya memang kekuasaan. 

Lalu, bagaimana dengan masyarakat? Apa yang mereka dapat ketika saling bertengkar, bahkan saling adu fisik? Lagi-lagi, api kebencian hanya akan menjauhkan semangat damai, yang sejatinya ada dalam diri kita semua. Semoga bisa jadi renungan bersama, untuk tetap bisa menjunjung tinggi perdamaian dan menghilangkan kebencian jelang pilpres dan pileg ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun